Menikmati Soto Gerabah dalam Hangatnya Tradisi Leluhur

Soto gerabah menyimpan jejak sejarah dari masa ke masa
Sumber :
  • https://jadesta.kemenparekraf.go.id/paket/soto_gerabah_dewi_mulia

Kuliner, VIVA Bali – Soto gerabah kini dikenal sebagai kuliner tradisional yang disajikan dengan cara unik, yakni menggunakan mangkuk dari tanah liat. Namun lebih dari sekadar tampilan yang klasik, soto gerabah ternyata memiliki akar budaya yang panjang, bahkan dipercaya telah ada sejak masa Kerajaan Majapahit.

Catat! Kulineran di Jawa Barat, Wajib Cicipi 7 Makanan Khas Ini

 

Penggunaan gerabah dalam penyajian makanan sudah dikenal luas sejak zaman kerajaan di Nusantara. Pada masa Majapahit, teknik membuat wadah dari tanah liat berkembang pesat, digunakan untuk menyimpan air, memasak, hingga menyajikan makanan. Gerabah bukan sekadar alat, tetapi bagian dari budaya makan masyarakat agraris kala itu. Sajian panas dalam wadah tanah liat dipercaya mampu mempertahankan kehangatan alami serta memberi cita rasa yang lebih meresap.

Masak Tim Telur Enak Cuma 10 Menit Pakai 3 Bahan

 

Soto sebagai makanan berkuah pun turut hadir dalam budaya makan Jawa. Versi awalnya mungkin belum disebut “soto”, namun sajian berkuah hangat dengan isian daging dan rempah lokal seperti kunyit, serai, dan daun jeruk sudah lama menjadi bagian dari konsumsi sehari-hari masyarakat pesisir dan pedalaman Jawa. Soto gerabah pun muncul sebagai hasil penggabungan antara resep soto khas Jawa dan filosofi makan dalam gerabah yang diwariskan turun-temurun.

Es Teler Cake Dessert Ini Bisa Jadi Ide Ngemil Barumu, Cek Detail Resepnya!

 

Hingga kini, soto gerabah masih banyak ditemukan di kawasan seperti Yogyakarta, Klaten, Solo, dan daerah Jawa Timur. Tidak hanya menyajikan rasa, soto ini juga menawarkan pengalaman makan yang membumi, akrab, dan penuh nilai historis. Sensasi menyantap makanan dalam wadah yang dibuat dari tanah menambah kedekatan dengan alam, sekaligus mengenang jejak nenek moyang.

Halaman Selanjutnya
img_title