Menggali Makna dan Tradisi Hari Raya Banyu Pinaruh di Bali
- https://pin.it/UAo6pJo9M
Gumi Bali, VIVA Bali – Hari Raya Banyu Pinaruh merupakan momen yang sangat dinanti oleh umat Hindu di Bali. Perayaan ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga menjadi simbol pembersihan diri secara rohani dan jasmani.
Banyu Pinaruh diperingati tepat sehari setelah Hari Raya Saraswati. Umat Hindu Bali berkumpul untuk melakukan upacara pelukatan ke sumber air suci sebagai bagian dari tradisi yang sakral.
Sejarah Banyu Pinaruh berakar dari makna kata itu sendiri, yaitu "banyu" yang berarti air dan "pinaruh" yang berarti pengetahuan. Upacara ini bertujuan untuk memohon sumber air pengetahuan yang dapat membersihkan pikiran dari kegelapan dan awidya.
Ritual penglukatan dilakukan di berbagai tempat, seperti kawasan air terjun, pancoran, dan tukad yang dianggap suci. Masyarakat datang bersama keluarga untuk melaksanakan ritual ini, menciptakan suasana kebersamaan dan kehangatan.
Sarana upacara yang digunakan dalam Banyu Pinaruh biasanya berupa canang sari atau pejati, yang dipersembahkan sebagai simbol permohonan air suci. Ritual ini dapat dipuput oleh Pandita atau dilakukan secara mandiri oleh umat.
Banyu Pinaruh bukan hanya sekadar ritual pembersihan, tetapi juga menjadi kesempatan bagi kaum muda untuk berwisata sambil menjalankan tradisi. Dengan demikian, perayaan ini menggabungkan aspek spiritual dan rekreasi dalam satu momen yang harmonis.
Banyu Pinaruh adalah hari yang penuh makna, di mana umat Hindu memohon pencerahan dan pengetahuan. Melalui ritual ini, diharapkan setiap individu dapat membersihkan diri dari segala kotoran batin dan menyongsong hari-hari ke depan dengan semangat baru.