Tim Bola Voli Pemdes Alasbuluh Tuding Wasit Tak Adil, Pilih Walk Out
- Anton Heri Laksana/ VIVA Bali
Banyuwangi, VIVA Bali –Tuding tidak adil dalam memimpin pertandingan bola voli, tim Pemerintah Desa (Pemdes) Alasbuluh lakukan protes keras dan Walk out (WO). Langkah diambil karena banyak keputusan wasit yang dianggap merugikan tim bola voli Pemdes Alasbuluh.
Kericuhan nyaris terjadi dalam tournament bola voli yang dihelat di lapangan bola voli, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Desa Alasrejo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Kamis, 25 September 2025.
Beberapa penonton berusaha merangsek ke dalam lapangan, guna melakukan protes pada wasit yang memimpin pertandingan babak perempat final tournament bola voli.
Dalam babak perempat final tersebut, tim bola voli Pemdes Alasbuluh bertemu dengan tim bola voli Pemdes Wongsorejo.
Sejak awal pertandingan, official tim Pemdes Alasbuluh sudah merasakan beberapa keputusan wasit yang dinilai tidak adil dalam memimpin pertandingan.
“Wasit tidak tahu kalau bola itu masuk atau keluar. Dia bukan ragu, tapi jelas dia tidak tau. Lalu menengok ke arah hakim garis dan hakim garis mengangkat bendera pertanda bola keluar tapi sama wasit tetap dimasukkan,” ujar official Pemdes Alasbuluh Riky.
Bukan hanya sekali, kesalahan keputusan wasit yang dianggap merugikan tim Pemdes Alasbuluh kembali terulang.
“Ketika peluit sudah ditiup lalu ada satu pemain Wongsorejo yang keluar untuk mengambil saweran ke penonton. Disitu sudah jelas dalam peraturan PBVSI pemain harus 6 di dalam lapangan ketika peluit sudah bunyi tapi itu masih keluar. Berarti pemain itu ada 5 didalam lapangan dan itu pelanggaran. Tapi oleh wasit permainan tetap dilanjutkan,” tutur Riky pada VIVA News.
Mengetahui hal tersebut, official Pemdes Alasbuluh berusaha terus melakukan protes pada wasit namun tetap diabaikan dan keberpihakan wasit dianggap semakin kentara.
“Ketika pemain Wongsorejo melakukan spike di posisi 4 lalu diblock oleh pemain Alasbuluh dan bola kembali menyentuh kepala pemain Wongsorejo oleh wasit dioutkan. Dan pemain Alasbuluh protes, kedua kapten dipanggil oleh wasit lalu pemain Wongsorejo mengakui kalau bola itu tes out. Akan tetapi oleh wasit dijambulkan,” kata official tim bola voli Pemdes Alasbuluh yang satu ini.
Puncaknya kekesalan tim Pemdes Alasbuluh atas sikap tidak adil wasit, mereka menolak melanjutkan permainan dan memilih melakukan WO.
“Kalau tidak salah itu pada set ke 4 dan terjadi sekira pukul 00.30 Wib. Ya sempat ramai tapi ya untungnya tidak lama,” ungkap Sekdes Alasbuluh, Zainal Arifin.
Aksi WO yang dilakukan tim Pemdes Alasbuluh nyaris memicu kericuhan karena beberapa penonton berusaha merangsek ke dalam lapangan namun mampu ditahan anggota Koramil Wongsorejo yang sedang bertugas.
“Tidak ada tawuran cuman hanya protes pada wasit. Tidak ada yang sampai adu jotos,” jelas Sekdes Wongsorejo, Yoyok Iwandani.
Dalam kesempatan yang berbeda, Ketua Panitia tournament bola voli Desa Alasejo Suwono Hardianto membenarkan terjadinya peristiwa tersebut.
“Penjelasannya, menurut mereka yang tidak puas. Dianggap wasit berat sebelah,” tandas Ketua Panitia tournament bola voli Desa Alasejo Suwono Hardianto.
Beruntung kericuhan tidak berlanjut, seluruh penonton, pemain serta official langsung meninggalkan lokasi setelah pertandingan berakhir