PWNU NTB Periode 2025-2030 Resmi Dilantik, Gus Yahya Apresiasi Perkembangan NU di NTB

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf
Sumber :
  • Dok PWNU NTB / VIVA Bali

Mataram, VIVA Bali – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masa khidmat 2025-2030 secara resmi dilantik di Auditorium UIN Mataram pada Minggu, 14 September 2025, mengusung tema "Melanjutkan Pengabdian, Menggapai Bukti Bakti," 

Maccera Tappareng, Ritual Tahunan Masyarakat Bugis di Danau Tempe

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, memberikan apresiasi tinggi kepada PWNU NTB. Ia menyebut NTB sebagai salah satu basis jemaah Nahdlatul Ulama yang paling dinamis.

"Dulu kalau bicara tentang basis NU di luar Jawa, orang biasanya menyebut-nyebut wilayah seperti Lampung, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan. Saya menyaksikan sekarang bahwa basis NU salah satunya adalah NTB," ungkap KH Yahya Cholil Staquf.

Katumbak, Kesenian Tradisional Pariaman yang Memadukan Musik dan Tari dengan Makna Mendalam

Menurutnya, akselerasi perkembangan NU di NTB sungguh luar biasa, berkat kegigihan para kadernya. 

"Di samping gigih, saya bisa lihat walaupun tidak disuruh sudah koheren dengan sendirinya," puji Gus Yahya, sapaan akrabnya.

Pulau Berhala, Permata Tersembunyi di Selat Malaka dengan Keindahan Alam dan Sejarah

Gus Yahya mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi NU bukan hanya untuk organisasi itu sendiri, melainkan juga untuk bangsa dan negara. Ia menekankan peran NU sebagai salah satu pendiri bangsa Indonesia.

"Di antara yang berinisiatif untuk berdirinya bangsa, bernama bangsa Indonesia, negara bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia ini adalah Nahdlatul Ulama," tegas Gus Yahya.

 

Pelantikan PWNU Provinsi NTB masa khidmat 2025-2030

Photo :
  • Dok PWNU NTB / VIVA Bali

 

Ketua PWNU NTB, Prof Masnun Tahir, menegaskan komitmennya untuk tegak lurus dengan PBNU. Ia menekankan pentingnya koherensi kepengurusan, program, visi, dan misi dari tingkat atas hingga bawah.

"Kita harus koheren dari atas sampai bawah, kepengurusannya, kemudian program-programnya, visi misinya juga harus koheren," ujar Prof Masnun. 

Ia juga menyerukan kepada seluruh jajaran untuk terus bekerja tanpa henti. "Kita terus bekerja, tidak boleh istirahat, karena tugas kita sekarang banyak," tambahnya.

Prof Masnun juga mengingatkan pentingnya sinergi dengan pemerintah daerah dalam menjaga ukhuwah islamiah dan ukhuwah watoniyah.

Di tempat yang sama, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iabal dalam menyampaikan ucapan selamat sekaligus doa agar kepengurusan baru diberi kemudahan dalam berkhidmat bagi warga Nahdliyyin, umat Islam, dan pembangunan NTB.

"Pemerintah Provinsi NTB membuka diri untuk bekerja sama dengan NU demi tujuan yang sama, yakni membangun umat dan daerah," ujar Iqbal. 

Ia juga menceritakan nasihat yang pernah ia terima dari seorang ulama kharismatik, TGH Datok Bagu, saat menjelang Pilgub.

"Datok berpesan, ‘Titip NU’. Saya jawab, seharusnya bukan NU yang dititip ke saya, tapi saya yang dititipkan ke NU," ungkap Iqbal.

Menurutnya, NU sebagai organisasi Islam terbesar di dunia telah lama mendunia. Ia menyinggung sejarah kelahiran NU pada 1926 yang tidak lepas dari runtuhnya Kesultanan Ottoman tiga tahun sebelumnya.

"Kala itu para ulama menyadari bahwa penjaga tradisi ahlussunnah wal jamaah sudah runtuh, sehingga NU berdiri untuk menjaga diri dan tradisi umat. Karena itu, saya titipkan diri saya kepada NU agar bisa bersama-sama menjaga kampung halaman tercinta," tutur Iqbal.

Iqbal juga mengutip pesan pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari, yang menyebut bahwa siapa saja yang menjaga bangsa dan agamanya, maka Allah akan menjaganya.

"Dengan niat memelihara umat, bangsa, agama, dan kampung halaman ini, saya yakin Allah akan memudahkan langkah kita semua. Saya ingin diterima menjadi bagian utuh dari keluarga besar NU NTB dan bergandengan tangan dalam membangun daerah," ujarnya.