Titiek Soeharto Sindir Barantin, Keamanan Pangan Masih Jalan di Tempat

Titiek Soeharto kritik Barantin soal pangan
Sumber :
  • https://www.fraksigerindra.id/ketua-komisi-iv-dpr-minta-barantin-fokus-pada-penguatan-tugas-utama/

Jakarta, VIVA BaliTitiek Soeharto melontarkan kritik tajam ke Badan Karantina Indonesia (Barantin). Ia menilai upaya menjaga keamanan pangan di Indonesia masih jalan di tempat, belum menunjukkan langkah nyata yang signifikan.

Respon Cepat Walikota Denpasar, Inventarisasi Gedung Sekolah Demi Pendidikan Berkualitas

Kritik pedas datang dari Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto atau akrab disapa Titiek Soeharto, terkait kinerja Barantin. 

Dalam rapat bersama Komisi IV DPR, Titiek Soeharto menyoroti upaya Barantin menjaga keamanan pangan nasional masih dinilai jalan di tempat dan belum memberi dampak signifikan bagi masyarakat.

Respons Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa saat Ditanya soal Tuntutan Rakyat 17+8

“Anggaran sebesar Rp1,65 triliun jangan hanya terserap di atas kertas, tapi harus benar-benar dirasakan masyarakat dalam bentuk perlindungan kesehatan hewan, tumbuhan, dan keamanan pangan,” tegas Titiek dalam rilis yang diterima bali.viva.co.id.

Menurut Titiek, Barantin seharusnya berada di garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan. 

IHSG Berpotensi Rebound Usai Reshuffle Menkeu

Namun, Titiek menyindir bahwa hingga kini masih banyak celah yang membuat standar keamanan pangan Indonesia tertinggal dibanding negara lain.

“Kalau keamanan pangan masih jalan di tempat, bagaimana kita bisa bersaing di pasar global? Jangan sampai anggaran besar justru habis untuk hal-hal administratif, bukan kerja nyata,” sindir Titiek. 

Legislator Fraksi Gerindra ini juga menekankan, penguatan sistem deteksi dini terhadap hama, penyakit hewan karantina, hingga organisme pengganggu tumbuhan harus menjadi prioritas. 

Tanpa itu, ancaman pada pangan lokal maupun ekspor akan terus menghantui.

Titiek juga menyoroti lemahnya biosekuriti di pintu masuk negara. 

Padahal, sistem karantina yang kuat bukan hanya menjaga konsumsi dalam negeri, tetapi juga membuka peluang ekspor pertanian, perikanan, dan kehutanan.

“Penguatan sistem karantina itu bukan sekadar soal biosekuriti, tapi juga instrumen penting untuk mendukung ekspor. Kalau standar kita lemah, produk kita bisa ditolak di pasar internasional,” jelas politisi Fraksi Gerindra tersebut.

Ia pun meminta Barantin memperkuat sarana prasarana, mulai dari laboratorium, gedung karantina, hingga peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).

Dalam rapat itu, Komisi IV DPR turut mendukung usulan tambahan anggaran Barantin sebesar Rp514,6 miliar untuk tahun 2026. 

Dana tersebut rencananya akan dipakai untuk revitalisasi laboratorium, pengadaan fasilitas karantina, serta modernisasi peralatan di berbagai daerah.

Namun, Titiek mengingatkan agar anggaran tambahan ini tidak sekadar habis di belanja modal tanpa output yang jelas.

“Jangan sampai seperti sebelumnya, alokasi besar tapi hasilnya minim. Barantin harus buktikan kinerja lewat kerja nyata, bukan sekadar laporan,” kata Titiek. 

Sorotan Titiek Soeharto muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran akan krisis pangan global. 

Laporan FAO menyebutkan bahwa fluktuasi iklim ekstrem, konflik geopolitik, serta gangguan rantai pasok telah membuat harga pangan dunia melonjak.

Jika Indonesia tidak memperkuat sistem karantinanya, menurut Titiek, masyarakat akan menanggung risiko besar, baik dari sisi ketersediaan pangan maupun kualitas kesehatan.