BI Ungkap Tingginya Perekonomian di Bali Berkolerasi pada Rendahnya Pertumbuhan Kredit
- Maha Liarosh/VIVA Bali
Selain itu, adanya perubahan iklim yang berpengaruh terhadap sektor pertanian yang juga mendukung pertumbuhan ekonomi di Bali juga harus diwaspadai.
Di sisi lain, transformasi digital kata Erwin juga terus diperkuat. Perubahan pola konsumsi masyarakat yang menuntut lembaga keuangan dan pelaku ekonomi untuk berperilaku adaftif.
"Kita juga harus terus menerus melakukan divertifikasi terhadap pertumbuhan ekonomi Bali sehingga tidak hanya bertumpu pada sektor pariwisata saja tapi juga mampu tumbuh dengan sektor pertanianya dan sektor ekonomi kreatif yang terus kita dorong," ucapnya.
Sementara itu, Deputi Direktur Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali Andy Setyo Biwado mengungkap, pertumbuhan kredit di Bali hanya berada di angka 4%.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi Bali Triwulan II-2025 mencapai 5,95% atau lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 5,12%. Meskipun, angka rata-rata nasional yang dirilis BPS itu, masih kontradiktif dengan ekspektasi pelaku pasar dan ekonom yang memperkirakan di bawah 5%.
Khususnya di Bali, Andy mengungkapkan, pertumbuhan kredit yang rendah itu dianggap sebagai anomali. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi mengatasi angka rata-rata nasional tidak berkorelasi dengan pertumbuhan kredit di Bali.
"Padahal, Bank Indonesia sudah mengeluarkan kredit likuiditas makro prudensial, jadi ini sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh perbankan," kata Andy.