Dari Bursa Karbon hingga UMKM, OJK Gaspol Perkuat Pasar Modal Indonesia

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar.
Sumber :
  • https://www.instagram.com/p/CUKogMKKqpw/?igsh=MTdobXNrbWkxOGE5Zg==

Jakarta, VIVA Bali – Memasuki usia ke-48, Pasar Modal Indonesia mendapat suntikan semangat baru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menegaskan komitmennya memperkuat tiga pilar utama pengembangan pasar modal. Langkah ini diharapkan dapat menjadikan pasar modal lebih inklusif, berkelanjutan, dan mampu bersaing di tingkat global.

Prabowo Sambut Hangat Presiden Peru, Sepakat Tuntaskan CEPA dalam 6 Bulan

Dikutip dari antaranews.com, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menjelaskan bahwa pilar pertama adalah peningkatan supply. OJK mendorong percepatan pencatatan perusahaan potensial, termasuk UMKM dan startup digital, agar lebih banyak pelaku usaha memanfaatkan pasar modal untuk pendanaan. Selain itu, pengembangan instrumen pembiayaan inovatif seperti green bonds, sukuk wakaf, dan securities crowdfunding menjadi bagian dari strategi ini.

“Pertama, peningkatan supply melalui akselerasi pencatatan perusahaan potensial termasuk UMKM dan startup digital, serta pengembangan instrumen pembiayaan inovatif seperti green bonds, sukuk wakaf, dan securities crowdfunding,” ujarnya dalam acara HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 11 Agustus 2025.

Abraham Samad Penuhi Panggilan Polisi Terkait Kasus Ijazah Jokowi

Pilar kedua berfokus pada perluasan basis investor domestik. Langkah yang diambil meliputi peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, serta memperluas partisipasi investor institusional. Tujuannya adalah menciptakan permintaan yang stabil dan berkelanjutan terhadap instrumen pasar modal.

Pilar terakhir menitikberatkan pada penguatan infrastruktur dan partisipan pasar. Transformasi digital, perbaikan sistem pengawasan terintegrasi, serta peningkatan kapasitas kelembagaan menjadi fokus agar pasar modal Indonesia semakin efisien dan transparan.

Siswa di Bali Diminta Berani Terbuka Soal Keluhan Kesehatan

OJK juga menegaskan bahwa keberlanjutan menjadi agenda penting. Prinsip environmental, social, and governance (ESG) terus dikawal di seluruh sektor jasa keuangan. Salah satu capaian nyata terlihat pada bursa karbon Indonesia yang hingga 8 Agustus 2025 telah mencatat transaksi senilai Rp77,95 miliar dengan volume lebih dari 1,59 juta tCO₂e. Dengan dimulainya perdagangan karbon internasional, angka ini diproyeksikan akan terus meningkat.

“Ke depan dengan telah diluncurkan perdagangan karbon internasional melalui bursa karbon Indonesia, maka nilai transaksi di bursa karbon diharapkan dapat terus meningkat,” ujar Mahendra.

Halaman Selanjutnya
img_title