Kuning Keemasan Borneo, Simbol Kejayaan, Sakralitas, dan Takhta Dewata
- https://simdapokbud.banjarkab.go.id/objek-budaya/cagar-budaya/70
Bagi Suku Dayak di pedalaman, khususnya kelompok Dayak Ngaju, warna kuning adalah salah satu dari lima warna dasar yang memiliki makna kosmologis yang mendalam dan disebut sebagai Lima Ba.
Representasi Kekuasaan Ilahi (Hatalla)
Dalam filosofi Dayak Ngaju, warna kuning (Bahenda, yang didapatkan dari kunyit) secara spesifik melambangkan keberadaan dan kekuasaan Hatalla (Tuhan Yang Maha Esa). Kuning diartikan sebagai manifestasi cahaya ilahi dan kemuliaan tertinggi, menekankan bahwa kekuasaan Hatalla tidak tertandingi.
Lambang Kehormatan dan Perlindungan
Dalam seni ukir, anyaman, dan aksesori Dayak, kuning sering dipadukan dengan merah dan hitam. Paduan ini membentuk pola yang melambangkan kehormatan, keberanian, dan perlindungan magis. Kuning memberi penekanan pada status pemakainya, memastikan bahwa mereka membawa aura kemuliaan dan martabat.
Secara keseluruhan, warna kuning di Kalimantan adalah cerminan kompleks dari sejarah, kepercayaan, dan hierarki sosial. Ia tidak hanya menceritakan tentang kejayaan masa lalu di istana, tetapi juga tentang keyakinan spiritual yang mendalam dan hubungan masyarakat Borneo yang tak terputus dengan nilai-nilai luhur, menjadikan kuning sebagai identitas budaya yang sangat dijunjung tinggi.