Kuning Keemasan Borneo, Simbol Kejayaan, Sakralitas, dan Takhta Dewata

warna kuning sebagai simbol sakral
Sumber :
  • https://simdapokbud.banjarkab.go.id/objek-budaya/cagar-budaya/70

Fungsi Sakral dan Penghubung Dimensi Spiritual

Mengenal Tari Lengger Lanang, Ketika Lelaki Menyuarakan Keanggunan

Kuning di Kalimantan melampaui urusan takhta. Ia memasuki ranah spiritual, berperan sebagai perantara antara manusia dengan kekuatan gaib dan leluhur.

Kain Kuning: Penanda Tempat Keramat

Makna Sosial Tari Boboko Logor, Ketika Bakul Nasi Menjadi Bahasa Seni

Salah satu manifestasi kuning yang paling umum dan mudah dikenali adalah kain kuning atau kelambu kuning yang diletakkan pada objek-objek tertentu. Kain ini berfungsi sebagai penanda visual bagi masyarakat bahwa tempat tersebut memiliki nilai sakral dan harus dihormati. Kain ini sering ditemukan membungkus makam keramat (makam tokoh suci, ulama, atau raja), situs kuno, atau bahkan pohon-pohon besar yang dianggap keramat atau dihuni roh. Pemasangan kain ini merupakan wujud pengagungan terhadap roh leluhur yang bersemayam di sana, sebuah praktik yang menghormati dimensi spiritual.

Simbol Kesucian dalam Ritual Adat

Makna dan Estetika Gerakan Tari Ngajat Dayak Iban

Dalam berbagai ritual adat, seperti upacara keselamatan, upacara panen, atau ritual penyambutan, beras yang ditaburkan adalah beras kuning. Penggunaan kuning dalam ritual ini menandai kesucian, kemurnian, dan permohonan keberkahan kepada Tuhan atau roh leluhur. Dengan demikian, kuning diyakini memiliki kekuatan untuk mengundang keselamatan, kemakmuran, dan menjaga agar masyarakat terhindar dari marabahaya.

Kuning dalam Kosmologi Suku Dayak

Halaman Selanjutnya
img_title