Tanaman di Dalam Rumah, Kecil Wujudnya Besar Manfaatnya
- https://www.istockphoto.com/id/search/2/film?phrase=tanaman+hias+tumbuhan
Lifestyle, VIVA Bali – Di tengah ritme hidup modern yang penuh tekanan, keberadaan elemen alam menjadi sesuatu yang sangat dirindukan. Tidak semua orang punya kemewahan untuk tinggal dekat hutan, sawah, atau taman kota. Namun siapa sangka, hanya dengan menghadirkan tanaman ke dalam rumah atau ruang kerja, kita bisa membawa pulang sepotong ketenangan yang menyembuhkan. Menaruh tanaman di dalam ruangan bukan lagi sekadar tren interior, melainkan gaya hidup sehat yang berdampak nyata bagi tubuh, pikiran, dan jiwa.
1. Tanaman, Teman Diam yang Membersihkan Udara
Pernahkah Anda merasa ruangan terasa lebih “ringan” dan segar setelah menambahkan tanaman hias? Itu bukan sekadar sugesti. Tanaman tertentu memiliki kemampuan luar biasa menyerap zat-zat berbahaya dari udara melalui daun dan akarnya. Penelitian yang dilakukan NASA pada 1989 membuktikan bahwa tanaman seperti lidah mertua (Sansevieria trifasciata), sirih gading (Epipremnum aureum), dan palem bambu (Chamaedorea seifrizii) dapat menyerap polutan seperti formaldehida, benzena, dan trichloroethylene dari udara dalam ruangan (NASA Clean Air Study, 1989).
Tanaman juga meningkatkan kelembaban udara melalui proses transpirasi, yaitu pelepasan uap air dari daun ke atmosfer. Di ruangan yang kering karena pendingin udara atau cuaca panas, hal ini sangat membantu menjaga saluran pernapasan tetap sehat dan mengurangi risiko iritasi tenggorokan, kulit kering, bahkan mimisan.
Menaruh tanaman di dalam ruangan memberi segudang manfaat
- https://www.istockphoto.com/id/search/2/image-film?phrase=tanaman+hias+tumbuhan
2. Efek Psikologis, Sentuhan Hijau yang Menenangkan
Dalam dunia yang semakin terkoneksi secara digital, kita sering kehilangan koneksi dengan alam. Menaruh tanaman dalam ruangan secara tidak langsung mengembalikan sedikit keintiman itu. Menyentuh daun, mencium aroma tanah basah, atau sekadar memperhatikan pertumbuhannya memberi efek terapi yang halus namun kuat.
Penelitian dari Journal of Physiological Anthropology menunjukkan bahwa merawat tanaman bisa menurunkan tekanan darah, memperlambat detak jantung, dan mengurangi kecemasan. Dalam studi tersebut, peserta yang berinteraksi dengan tanaman mengalami penurunan aktivitas sistem saraf simpatis—penanda stres tubuh—secara signifikan (Lee et al., 2015).
Tak hanya itu, University of Exeter menemukan bahwa kantor yang dihiasi tanaman hijau dapat meningkatkan produktivitas hingga 15%. Alasannya? Tanaman memberi rangsangan visual yang menyenangkan dan memperbaiki suasana hati, yang pada akhirnya membuat kita lebih fokus dan kreatif (Knight & Haslam, 2014).
3. Kamar yang Lebih Hidup, Rumah yang Lebih Bernyawa
Estetika adalah aspek lain yang tak kalah penting. Ruangan dengan tanaman terasa lebih “hidup”, lebih hangat, dan lebih manusiawi. Tanaman bukan hanya dekorasi, melainkan entitas yang tumbuh, berubah, dan bereaksi terhadap lingkungan. Inilah yang membuatnya begitu menarik dan personal.
Bayangkan ruang tamu dengan Monstera deliciosa yang daunnya besar dan berlubang, menciptakan siluet dramatis saat disinari cahaya pagi. Atau rak buku yang diselingi Philodendron menjuntai, mengalirkan nuansa tropis ke tengah ruang modern. Bahkan di sudut gelap dapur, lidah mertua atau ZZ plant bisa hidup tanpa banyak cahaya, memberikan semburat hijau yang kontras dengan dominasi warna netral.
Tanaman juga dapat menjadi titik fokus desain. Dalam interior minimalis, satu pot besar di sudut ruangan dapat menggantikan peran lukisan mahal atau ornamen berlebihan. Mereka menciptakan keseimbangan antara ruang kosong dan energi kehidupan.
4. Membantu Tidur Lebih Nyenyak dan Sehat
Menaruh tanaman di kamar tidur seringkali dianggap tabu karena mitos bahwa tanaman menghisap oksigen di malam hari. Namun, nyatanya ada beberapa tanaman yang tetap memproduksi oksigen saat gelap, seperti lidah mertua dan aloe vera. Mereka melakukan fotosintesis CAM (Crassulacean Acid Metabolism) yang justru aktif di malam hari, sehingga membantu meningkatkan kadar oksigen di udara saat Anda tidur (Wolverton et al., 1989).
Selain itu, kelembaban yang dikeluarkan tanaman membantu menjaga lendir di saluran napas agar tetap lembap, mengurangi dengkuran, serta membuat tidur lebih nyaman. Bahkan aroma dari tanaman herbal seperti lavender dan melati diketahui dapat membantu menurunkan kadar kortisol—hormon stres—dan mempercepat tidur.
5. Panduan Praktis Menaruh Tanaman di Dalam Ruangan
Merawat tanaman dalam ruangan tidak harus rumit, tetapi butuh perhatian. Berikut tips agar tanaman Anda tumbuh sehat dan membawa manfaat maksimal:
Cahaya, Pelajari kebutuhan cahaya setiap tanaman. Misalnya, Fiddle Leaf Fig butuh cahaya terang tidak langsung, sementara ZZ plant atau lidah mertua toleran terhadap cahaya rendah.
Penyiraman, Jangan menyiram berdasarkan jadwal tetap, tapi sesuaikan dengan kondisi tanah. Masukkan jari ke dalam tanah hingga 2–3 cm untuk mengecek kelembapan.
Drainase, Gunakan pot berlubang dan media tanam yang porous untuk menghindari akar membusuk.
Penyinaran Rutin, Putar tanaman setiap beberapa minggu agar tumbuh seimbang dan tidak miring ke arah cahaya.
Pembersihan Daun, Bersihkan debu pada daun dengan kain lembab agar pori-pori tetap terbuka untuk fotosintesis.
Pilih Tanaman Sesuai Aktivitas Ruangan, Tanaman beraroma seperti rosemary atau mint cocok di dapur, sementara tanaman menenangkan seperti lavender atau peace lily lebih pas di kamar tidur.
6. Tanaman dan Anak, Pendidikan Ekologis Sejak Dini
Menaruh tanaman dalam rumah juga bisa menjadi alat edukasi yang luar biasa bagi anak-anak. Mereka belajar tentang siklus hidup, pentingnya air, cahaya, dan kesabaran. Tanaman mengajarkan anak untuk merawat makhluk hidup dan menghargai waktu. Tak heran jika banyak sekolah mulai menerapkan program berkebun mini untuk anak usia dini.
Menaruh tanaman di dalam ruangan bukan hanya soal mempercantik rumah. Ini tentang menciptakan koneksi kembali dengan alam, merawat jiwa yang lelah, dan memberi ruang untuk bernafas lebih segar, baik secara harfiah maupun emosional. Tanaman tidak berbicara, tapi kehadirannya menyampaikan banyak hal: ketenangan, keindahan, keseimbangan, dan kehidupan itu sendiri.
Tak perlu rumah luas atau waktu berlebih untuk mulai. Satu pot kecil di meja kerja pun cukup menjadi awal dari kehidupan yang lebih hijau dan bermakna.