Intermittent Fasting, Bukan Sekadar Menahan Lapar!
- https://unsplash.com/id/foto/pelat-bulat-keramik-putih-dan-emas-Ccp9IurxLjI
Lifestyle, VIVA Bali – Intermittent fasting (IF) sudah lama jadi tren kesehatan. Banyak orang mencobanya dengan harapan bisa menurunkan berat badan, memperbaiki metabolisme, atau sekadar hidup lebih sehat. Namun, meskipun terlihat sederhana, makan dalam jendela waktu tertentu, lalu berpuasa di luar jam itu, kenyataannya praktik ini tidak selalu berjalan mulus. Ada banyak kesalahan umum yang justru membuat manfaat IF jadi berkurang, bahkan bisa berbalik merugikan tubuh.
Salah satu kesalahan yang paling sering terjadi adalah sikap terlalu ekstrem sejak awal. Banyak orang langsung mencoba jadwal ketat, misalnya 16:8 atau bahkan 20:4, tanpa memberi tubuh kesempatan beradaptasi. Hasilnya? Bukannya sehat, malah cepat lemas, pusing, atau stres. Padahal, IF sebaiknya dimulai secara bertahap agar tubuh terbiasa dengan perubahan pola makan.
Kesalahan lain muncul saat waktu makan tiba. Alih-alih memilih makanan bernutrisi, sebagian orang justru “balas dendam” dengan makan berlebihan. Fenomena binge eating ini cukup umum, terutama setelah menahan lapar seharian. Konsumsi makanan dalam porsi besar, apalagi tinggi gula dan lemak, akan membuat manfaat IF hilang. Bukannya menurunkan berat badan, kalori malah menumpuk dan memicu masalah pencernaan.
Selain itu, ada juga yang salah kaprah soal jumlah kalori. Karena takut gagal, beberapa orang memangkas kalori terlalu drastis dalam periode makan. Sekilas terlihat “efektif”, tapi dalam jangka panjang justru bisa memperlambat metabolisme. Tubuh akhirnya kekurangan energi, mudah lelah, dan tidak mendapatkan asupan nutrisi penting.
Kesalahan lain yang jarang disadari adalah minimnya persiapan. IF bukan sekadar soal menahan lapar, tapi juga soal pola hidup yang lebih disiplin. Tanpa perencanaan, jadwal bisa berantakan, waktu makan jadi tidak konsisten, dan tubuh pun sulit beradaptasi. Karena itu, membuat rencana sederhana, misalnya apa yang akan dimakan, kapan mulai dan berakhirnya jendela makan, hal-hal tersebut bisa sangat membantu.
Terakhir, ada godaan untuk “curang” dengan konsumsi tertentu di luar jam makan. Kopi manis, minuman berkalori, atau camilan kecil dianggap sepele, padahal bisa membatalkan puasa. Jika ingin menikmati minuman, pilihlah yang bebas kalori seperti air putih atau kopi hitam tanpa gula untuk merasakan manfaat dari IF.