CV Hasil AI Bisa Terdeteksi, Ini Tips dari Rekruter

Ilustrasi Curriculum Vitae
Sumber :
  • https://images.pexels.com/photos/5989943/pexels-photo-5989943.jpeg

Lifestyle, VIVA Bali – Artificial Intelligence (AI) kian menunjukkan eksistensinya dengan mampu membantu berbagai kegiatan manusia. Salah satunya teknologi berbasis AI seperti ChatGPT, yang dapat mendukung untuk membuat CV, resume, cover letter, atau surat lamaran pekerjaan menjadi lebih cepat dan praktis.

Bukan Introvert atau Ekstrovert? Ini 7 Ciri Ambivert dan Kelebihannya yang Jarang Disadari

Dilansir dari HuffPost, Bonnie Dilber, manajer perekrutan di perusahaan Zapier, mengatakan bahwa penggunaan kata-kata dari AI mengindikasikan pelamar kerja tidak tahu apa yang dibicarakan atau bagaimana cara mengombinasikan konten dari AI dengan ide-ide pribadi.

Menurutnya, tanda bahaya fatal yang ditemukan adalah templat yang disalin dan tempel, robotik, serta formal. Terlebih apabila dilakukan secara berulang-ulang.

Anime dengan Visual Terindah yang Wajib Ditonton di Tahun 2025

Selaras, Gabrielle Woody, seorang perekrut untuk lulusan kampus dari perusahaan perangkat lunak keuangan Intuit, membeberkan tanda-tanda lamaran kerja buatan AI adalah "nada robotik" yang sangat berbeda dari cara bicara seorang profesional pemula. Dalam pengalamannya, ia sangat sering menemukan pengulangan kata seperti 'mahir', 'melek teknologi', dan 'canggih'.

Dirinya berpendapat, AI dapat membantu untuk menulis draf awal. Namun, manusia tetap perlu menyuntingnya dengan menambahkan pengalaman detail yang mungkin hanya dimengerti oleh diri sendiri.

6 Cara Merawat Rambut Keriting Agar Tidak Kusut Dan Tetap Rapi Sepanjang Hari

Laurie Chamberlin, kepala LHH Recruitment Solutions di Amerika Utara, mengaku kerap mendapati kandidat yang menulis keahlian seperti 'komunikator yang hebat' atau 'pemain tim' tanpa didukung dengan contoh nyata. Menurutnya, kurangnya spesifikasi dan sentuhan pribadi menjadi tanda masalah.

Seorang perekrut di sebuah perusahaan teknologi besar, Tejal Wagadia, menambahkan bahwa hal ini terjadi lantaran kurangnya edit. Contohnya ketika ia mendapati lamaran pekerjaan yang masih menggunakan jenis huruf, tanda kurung, atau frasa seperti "tambahkan angka di sini" yang merupakan jawaban mentah dari ChatGPT.

Selain itu, Wagadia menyarankan agar proses mencari kerja bersifat tertarget, bukan berlandaskan templat. Lebih baik mengirim lima lamaran tertarget daripada ratusan lamaran hasil buatan AI.

Perekrut teknologi dan pemasaran digital, Kelli Hrivnak, sangat menyarankan bagi para pelamar agar tidak mengikuti pencapaian yang disarankan oleh AI generatif jika jawabannya tidak benar.

Dengan demikian, CV hasil AI perlu diedit dan diperiksa kembali agar secara utuh mencerminkan kemampuan diri. Lamaran pekerjaan yang menarik dan potensial dilirik adalah yang menjelaskan secara spesifik sesuai posisi yang dilamar. Sejatinya, otomatisasi tidak dapat meniru keintiman cerita personal buatan manusia.