Frank Mill Wafat di Usia 67 Tahun, Dunia Sepak Bola Berduka

Legenda sepak bola Jerman Frank Mill.
Sumber :
  • https://www.instagram.com/p/DM-ZN7kMckR/?igsh=MW1hZ3lwdzM2NGp0ag==

Lifestyle, VIVA Bali – Frank Mill, mantan penyerang tajam yang menjadi bagian dari tim nasional Jerman saat menjuarai Piala Dunia 1990, meninggal dunia pada usia 67 tahun. Penyebab kematiannya adalah serangan jantung yang dideritanya sejak Mei lalu.

Alur Cerita Game yang Layak Diangkat Jadi Film atau Serial

 

Kabar duka ini dikonfirmasi oleh klub pertama tempat ia memulai kariernya, Rot-Weiss Essen, dan diumumkan melalui situs resmi Bundesliga pada Rabu, 6 Agustus 2025. Kepergian Mill menjadi kehilangan besar bagi dunia sepak bola Jerman, khususnya bagi para penggemar Borussia Dortmund dan komunitas Bundesliga.

Fakta Unik di Balik Karakter Ikonik Studio Ghibli

 

Frank Mill memulai debut profesionalnya pada 1976 bersama Rot-Weiss Essen, saat ia baru berusia 18 tahun. Bakatnya sebagai striker segera mencuri perhatian. Lima tahun berselang, ia hijrah ke Borussia Monchengladbach, di mana ia menunjukkan performa impresif selama lima musim.

5 Anime yang Cocok Ditonton Saat Lagi Burnout

 

Namun, namanya semakin harum ketika ia bergabung dengan Borussia Dortmund pada 1986. Di klub ini, Mill mencatatkan masa keemasan kariernya. Ia tampil selama delapan musim dan berperan penting dalam beberapa momen bersejarah, termasuk menjuarai DFB-Pokal 1988/1989, membawa Dortmund menjadi runner-up Bundesliga 1992, serta melaju hingga final UEFA Cup 1993.

 

Ia mengakhiri karier profesionalnya bersama Fortuna Düsseldorf pada tahun 1996.

 

Sepanjang kariernya di kompetisi domestik, Mill mengoleksi catatan gol yang mengesankan. Ia mencetak 123 gol di Bundesliga dan 87 gol di Bundesliga 2 jumlah yang menegaskan ketajamannya sebagai salah satu penyerang paling produktif di masanya.

 

Namun Mill bukan hanya soal angka. Gaya bermainnya dikenal cerdik, taktis, dan efisien. Ia bukan pemain flamboyan, tetapi justru memikat lewat kesederhanaan dan konsistensi di atas lapangan.

 

Di panggung internasional, Mill tercatat sebagai bagian dari skuad timnas Jerman Barat yang menjuarai Piala Dunia 1990 di Italia. Meski tidak selalu menjadi starter utama, ia berkontribusi sebagai bagian dari tim yang kala itu dilatih oleh Franz Beckenbauer dan diperkuat oleh nama-nama besar seperti Lothar Matthäus dan Jürgen Klinsmann.

 

Mill membuktikan bahwa dalam tim juara, kontribusi tak selalu harus datang dari sorotan kamera, tapi dari kekompakan dan kerja kolektif di balik layar.

 

CEO Borussia Dortmund, Hans-Joachim Watzke, mengenang Mill sebagai tokoh penting dalam transformasi klub di era 1980-an hingga awal 1990-an.

 

“Frankie adalah pemain cerdik di lapangan dan sosok menyenangkan di luar lapangan. Kedatangannya pada 1986 membawa harapan baru. Ia berperan besar dalam kemenangan DFB-Pokal 1989, dan pencapaian lainnya bersama kami.”

 

Presiden Dortmund, Dr. Reinhold Lunow, turut menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam.

 

“Dia adalah idola saya. Tanpa Frank Mill, Borussia Dortmund tidak akan memenangkan piala pada 1989 dan mungkin tidak akan berada di posisi seperti sekarang. Ia selalu disambut hangat sebagai tamu di stadion kami selama bertahun-tahun.”

 

Frank Mill bukan sekadar legenda klub. Ia adalah perwakilan dari era sepak bola yang masih murni di mana ketekunan, sportivitas, dan loyalitas masih menjadi nilai utama. Di luar gelar dan trofi, warisan terbesarnya adalah inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai sepak bola dengan hati dan komitmen.

 

Frank Mill mungkin telah tiada, tetapi namanya akan selalu hidup dalam sejarah Bundesliga, dalam memori para fans, dan dalam catatan sepak bola dunia.

 

Ia adalah contoh nyata bahwa pahlawan sejati tidak selalu harus jadi headline cukup menjadi bagian penting dari cerita besar.

 

Terima kasih, Frank Mill. Selamat jalan, legenda.