Terungkap! Ini Alasan Pembalap MotoGP Menurunkan Lutut Saat Menikung
- Pexels/Wayne Lee
Lifestyle, VIVA Bali – Bukan hal asing melihat pemandangan pembalap MotoGP yang menurunkan lutut hingga menyentuh aspal saat menikung. Aksi ekstrem ini dikenal dengan istilah knee dragging manuver yang terlihat dramatis, namun ternyata memiliki fungsi teknis yang sangat penting dalam dunia balap profesional.
Tetapi mengapa pembalap harus menurunkan lututnya? Apakah ini hanya gaya atau memang strategi penting untuk menguasai lintasan?
Sejarah Knee Dragging di Dunia Balap
Teknik knee dragging mulai dikenal pada awal 1970-an, berkat pembalap seperti Kenny Roberts Sr dan Jarno Saarinen. Sebelum teknik ini muncul, pembalap cenderung mempertahankan posisi tubuh tetap tegak, bahkan saat menikung dalam kecepatan tinggi. Saarinen dikenal dengan gaya uniknya yang meluruskan lutut saat menikung, yang kemudian menginspirasi Roberts untuk mengembangkan teknik ini lebih jauh dengan benar-benar menyentuhkan lutut ke aspal.
Teknik ini kemudian berkembang pesat di Amerika dan menjadi bagian dari strategi balap yang lebih agresif dan efisien. Kini, knee dragging menjadi ciri khas gaya berkendara di MotoGP dan terus berevolusi seiring perkembangan teknologi.
Fungsi Knee Dragging, Bukan Sekadar Gaya
1. Sensor Sudut Kemiringan
Menurunkan lutut bukan hanya soal gaya, tapi sebagai sensor bagi pembalap untuk mengetahui seberapa jauh motornya bisa dimiringkan. Kontak lutut dengan aspal memberikan umpan balik langsung tentang sudut kemiringan dan batas cengkeraman ban.
2. Penyeimbang dan Pengatur Gravitasi
Ketika lutut diturunkan, berat badan pengendara berpindah ke bagian dalam tikungan. Ini menurunkan pusat gravitasi gabungan antara pembalap dan motor, sehingga motor tetap lebih stabil dan tidak perlu terlalu condong. Posisi ini juga membantu menyeimbangkan motor saat menikung dengan kecepatan tinggi.
3. Pencegah Kecelakaan dan Pemulihan Cengkeraman
Dalam kondisi tertentu, lutut juga membantu mencegah motor tergelincir. Saat ban depan kehilangan sedikit cengkeraman, kontak lutut bisa membantu menstabilkan motor dan mencegah jatuh. Banyak pembalap berhasil menyelamatkan motor dari potensi kecelakaan berkat tarikan lutut atau bahkan siku.
Peran Teknologi dalam Evolusi Gaya Berkendara
Kehadiran slider lutut atau pelindung khusus di bagian luar lutut membuat teknik ini aman dilakukan secara rutin. Ditambah lagi dengan pakaian balap yang dilengkapi kantong udara dan perlindungan tingkat tinggi, pembalap bisa melakukan sudut miring ekstrem tanpa risiko besar.
Contohnya, pembalap seperti Marc Marquez dan Valentino Rossi bahkan membawa teknik ini lebih jauh. Mereka memperkenalkan elbow down, bahkan ada momen ketika helm hampir menyentuh lintasan. Semua ini berkat peningkatan dalam aerodinamika motor, elektronik, serta cengkeraman ban.
Tidak Semua Tikungan Perlu Knee Dragging
Meskipun efektif di banyak kondisi, pembalap tidak selalu menurunkan lutut di setiap tikungan. Dalam kecepatan rendah atau kondisi basah, postur tubuh cenderung lebih tegak dan sudut kemiringan motor tidak terlalu tajam. Dalam situasi seperti ini, menurunkan lutut tidak memberikan manfaat yang signifikan dan justru bisa meningkatkan risiko kecelakaan.
Variasi Teknik, Bukan Hanya Knee Dragging
Seiring berkembangnya teknik pembalap, muncul variasi lain seperti leg wave yang dipopulerkan Valentino Rossi. Dalam teknik ini, kaki pembalap dijulurkan keluar saat pengereman mendadak untuk menambah stabilitas dan memberikan hambatan udara tambahan. Gerakan ini terlihat sederhana, namun memiliki dampak besar terhadap pengendalian motor di kecepatan tinggi.
Pada akhirnya, teknik knee dragging adalah bagian penting dari strategi balap MotoGP modern. Lebih dari sekadar aksi mencolok, manuver ini membantu pembalap memahami batas kemampuan motornya, mengatur keseimbangan, dan bahkan menyelamatkan dari potensi kecelakaan.