Mengapa Urban Gardening Jadi Tren di Kota-Kota Besar?
- lena_volo/Istock
Lifestyle, VIVA Bali – Di tengah padatnya gedung pencakar langit dan laju hidup yang serba cepat, sebuah tren hijau urban gardening mulai merebak di kota-kota besar. Aktivitas menanam tanaman di lingkungan perkotaan ini bukan sekadar hobi, melainkan wujud nyata dari kesadaran akan pentingnya ruang hijau, ketahanan pangan, dan kesejahteraan mental.
Solusi Hijau di Tengah Beton
Urban gardening dibuat dari keterbatasan lahan di perkotaan yang mendorong masyarakat untuk berinovasi. Balkon apartemen, atap gedung, hingga sudut halaman kecil diubah menjadi lahan produktif. Tidak perlu memiliki pekarangan luas, cukup dengan pot, vertikal garden, atau hidroponik, siapa pun bisa berkebun.
Tidak hanya sekadar menghasilkan sayur segar, kebun kota menjawab isu lingkungan, seperti menurunkan suhu, menyerap polusi, hingga mendukung konservasi keanekaragaman hayati.
Antara Kebutuhan dan Gaya Hidup
Di tengah harga pangan yang fluktuatif, urban gardening jadi bentuk kemandirian pangan skala rumah tangga. Bahkan, sebagian warga kota mulai memanen sendiri kebutuhan sehari-hari seperti cabai, tomat, atau bayam. Selain menghemat biaya, rasa puas karena menanam sendiri jadi nilai tambah tersendiri.
Tren ini terus berkembang seiring berkembangnya gaya hidup sehat dan sadar lingkungan. Urban gardening menawarkan "slow living" di tengah hiruk-pikuk kota, memberi ruang untuk jeda, refleksi, dan koneksi dengan alam.