Startup Sosial yang Mengangkat Kearifan Lokal
- https://www.istockphoto.com/id/foto/closeup-of-team-members-examine-esg-related-documents-pointing-and-discussing-gm2158761604-579386273?searchscope=image%2Cfilm
Lifestyle, VIVA Bali – Di tengah arus modernisasi dan globalisasi, banyak aspek budaya lokal yang perlahan tergerus. Namun, sejumlah anak muda justru melihat peluang dari situasi ini. Munculnya startup sosial yang fokus pada pelestarian kearifan lokal menjadi bukti bahwa teknologi dan budaya bisa berjalan berdampingan.
Menjawab Tantangan dengan Inovasi
Startup sosial adalah bisnis yang bertujuan untuk memberikan dampak sosial, bukan semata-mata mencari keuntungan. Dalam konteks kearifan lokal, startup seperti ini hadir untuk menjaga dan mengembangkan warisan budaya sekaligus menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat lokal.
Contohnya adalah startup yang memproduksi kerajinan tangan tradisional, mengelola wisata budaya berbasis komunitas, atau memasarkan produk UMKM lokal secara digital. Mereka tidak hanya memberdayakan masyarakat, tetapi juga memperkenalkan budaya Indonesia ke pasar yang lebih luas, bahkan global.
Teknologi sebagai Penghubung
Internet dan media sosial memungkinkan kearifan lokal dikenal oleh lebih banyak orang. Startup sosial memanfaatkan platform digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas, sekaligus mengedukasi publik tentang pentingnya menjaga warisan budaya.
Misalnya, startup yang mempromosikan tenun tradisional melalui e-commerce tidak hanya menjual produk, tapi juga menceritakan sejarah, proses pembuatan, dan nilai filosofis di balik motif kain. Narasi inilah yang membuat produk lokal memiliki nilai lebih di mata konsumen.