Overthinking Itu Kebiasaan atau Bawaan? Jawaban Psikologis Bikin Shock!
- https://www.idionline.org/article/mengenal-overthinking-memahami-dampak-dan-cara-mengatasinya
Kesehatan, VIVA Bali – Pernah merasa isi kepala terlalu berisik? Entah memikirkan kesalahan kecil dan hal memalukan di masa lalu atau berandai-andai tentang masa depan yang belum tentu terjadi. Kamu nggak sendirian. Banyak orang yang terjebak dalam pusaran overthinking hingga terjebak didalamnya.
Pada beberapa orang, mereka akan mencoba bangkit dan bergerak agar isi kepal tidak menjadi pusat perhatian. Namun, sebagian yang lain justru terjebak lebih dalam dan memikirkan segalanya secara berlebihan. Padahal hal tersebut tidak baik bagi kesehatan mental.
Seperti yang dilansir di laman Ikatan Dokter Indonesia (IDI), overthinking dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mental dan fisik. Secara mental, overthinking dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi. Sementara secara fisik, overthinking menyebabkan seseorang mengalami insomnia, sakit kepala hingga gangguan pencernaan.
Tapi, pernah nggak sih terlintas pertanyaan : overthinking itu disebabkan oleh apa? Apakah ada kemungkinan diturunkan oleh orangtua?
Hubungan Kecemasan dan Faktor Genetik
Jawaban dari pertanyaan itu dijabarkan oleh sebuah laman yang menangani permasalahan kesehatan mental di Amerika Serikat, Discovery Mood and Anxiety Program. Ternyata faktor genetik menjadi salah satu kecenderungan seseorang mengalami kecemasan. Biasanya kita dapat melihat gejala dan tanda-tandanya dari perilaku orang tua kita dalam kesehariannya.
Sementara di laman lainnya, Dr. Anna Bauer (UNC Healthcare) mengatakan bahwa dari beberapa penelitian yang sudah ia kerjakan menunjukkan adanya kecenderungan kecemasan itu mengalir di sebuah keluarga.
Meskipun begitu, genetik bukan satu-satunya faktor penyebab kecemasan mengalir didirimu. Bersama dengan faktor lingkungan, mereka berkolaborasi menciptakan keadaan yang membuat kecemasan itu muncul ke permukaan.
Sebenarnya, tidak ada satu gen yang langsung menunjukkan gen kecemasan. Namun, antar gen akan berinteraksi membentuk sebuah kecenderungan seseorang untuk mengalami kecemasan. Tentu saja hal ini akan berpengaruh pada interaksi sosial yang dibangun.
Apakah Kecemasan Akan Selalu diwariskan?
Kabar baiknya adalah kamu bisa memutus siklus kecemasan dalam keluargamu. Walaupun secara genetik tidak dapat diubah, tapi kamu dapat mengupayakan lingkungan yang lebih kondusif. Artinya, kecemasan tidak dilakukan secara berlebihan.
Ada 2 langkah penting yang harus dilakukan sebagai cara mengobati overthinking, yaitu:
1. Menyadari Keadaan Saat Ini dan Penyebabnya
Jika orang tuamu atau orang yang merawatmu sejak kecil memiliki masalah kecemasan, besar kemungkinan kamu akan meniru dan menyerap sebagai perilaku yang normal. Bukan untuk menyalahkan orang tua – karena mereka hanya meniru dan menyerap apa yang mereka lihat dari pendahulunya – tapi untuk menangani masalah yang ada dengan segera.
2. Mencari Bantuan Profesional
Setelah menyadari keadaanmu, ada baiknya untuk segera mendapatkan pertolongan dari profesional. Terapi bersama profesional dapat memberikan dampak positif pada siklus keseharianmu. Sehingga kamu bisa sesegera mungkin memutus rantai kecemasan untuk generasi selanjutnya.
Overthinking itu wajar dan manusiawi. Namun, kamu perlu tahu kapan pikiranmu sudah terlalu menguasai dirimu dan belajar untuk menenangkan diri. Kalau kamu merasa tidak sanggup untuk “mengobati” dirimu sendiri, jangan ragu untuk meminta bantuan, entah dari teman, psikolog atau melalui aplikasi kesehatan.