Makna Sosial Tari Boboko Logor, Ketika Bakul Nasi Menjadi Bahasa Seni

Ilustrasi penampilan tari Boboko Logor asal Bogor
Sumber :
  • https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Bolor_Art_(Boboko_Logor)_Bogor.jpg

Budaya, VIVA BaliBoboko Logor adalah tarian kreasi budaya Sunda yang mengangkat unsur kehidupan sehari-hari menjadi media ekspresi seni. Dalam tarian ini, properti utama adalah bakul nasi (boboko) yang dibalik atau dilonggarkan sebagai simbol perjuangan masyarakat kelas bawah. Seperti yang dijelaskan dalam portal Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, “Logor” merujuk pada keadaan bakul yang longgar atau terbalik, melambangkan beban hidup dan harapan agar terlepas dari kesulitan.

Makna dan Estetika Gerakan Tari Ngajat Dayak Iban

Tarian Boboko Logor lahir di Bogor lewat karya seniman lokal. Pertunjukan Boboko Logor menyuguhkan perpaduan gerak tari dan teater ringan. Penari memainkan boboko sebagai objek dramatis, bergerak dengan luwes namun berdaya ekspresi tinggi. Situs LovelyBogor mencatat bahwa tarian ini muncul sejak sekitar tahun 2014 di Sanggar Edas Bogor dan cepat menyita perhatian publik karena unsur lokalitas yang kuat dan pesan sosialnya.

Makna sosial dari Boboko Logor sangat kaya. Properti boboko yang dibalik atau longgar itu tidak sekadar tampilan visual, tetapi simbol beban ekonomi yang dipikul masyarakat kecil. Melalui gerak artistik, penari menyampaikan harapan agar beban itu bisa diringankan. LovelyBogor menyebut bahwa ketika boboko tersebut dimainkan di atas panggung, publik di Bogor merasa “gembira” melihat bagaimana karya lokal bisa menyuarakan kehidupan dan harapan mereka.

Keindahan Gerakan Tari Legong, Seni Klasik Bali yang Memikat

Gerakan Boboko Logor bersifat kombinatif, ada gerak tari yang lembut, ada gerak dramatik yang menyerupai teatrikal, serta perpaduan improvisasi dengan gerak kolektif. Menurut Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, inti koreografi Boboko Logor menekankan keharmonisan antara penari dan properti, sehingga boboko tak hanya sebagai alat, melainkan bagian dari karakter tari yang hidup.

Seiring dengan berkembangnya pertunjukan seni kota, Boboko Logor mulai tampil dalam berbagai festival seni dan pertunjukan budaya di Bogor dan Jawa Barat. LovelyBogor mencatat bahwa tarian ini tidak hanya dianggap sebagai hiburan ringan, tetapi juga sebagai identitas lokal dalam ekosistem seni Bogor, warga bangga menyaksikan kreasi yang lahir dari mereka sendiri.

Ritual Duduk Bersejarah, Menguak Makna Sesi di Pelaminan Adat Kawinana Dayak

Tantangan bagi pelestarian Boboko Logor muncul dari kebutuhan regenerasi seniman, adaptasi ke panggung festival, dan memastikan bahwa nuansa simbolik bakul terbuka itu tak hilang ketika pertunjukan dibuat “lebih indah” untuk penonton massal. Mempertahankan keseimbangan antara estetika dan makna sosial adalah tugas penting agar Boboko Logor tidak sekadar menjadi tren singkat.

Ketika lampu panggung menyala dan penari memainkan bakul terbalik mereka dengan gerak dramatis dan luwes, penonton bukan sekadar menyaksikan tarian unik. Mereka melihat kisah rakyat yang dirangkai menjadi bentuk ekspresi kreatif, Boboko Logor bukan cuma seni, tetapi suara lokal yang hidup dan berbicara pada masa kini.