Mengejutkan! Benarkah Ritual Tatung di Singkawang Bisa Tingkatkan Harga Diri?
- https://budaya-indonesia.org/Tatung
Tradisi, VIVA Bali –Kota Singkawang, Kalimantan Barat, dikenal luas dengan tradisi Cap Go Meh yang selalu menghadirkan ritual Tatung. Dalam prosesi ini, para pemain Tatung terlihat kebal terhadap tusukan benda tajam, api, hingga ujian fisik ekstrem. Namun, di balik aura mistisnya, ritual ini menyimpan makna sosial dan psikologis yang mendalam.
Tatung tidak sekadar atraksi budaya, tetapi juga sarana pembentukan identitas dan pengakuan sosial bagi pelakunya.
Temuan Mengejutkan
Penelitian yang dilakukan oleh Charence Gurion dan Linda Wati menemukan bahwa ritual Tatung justru dapat meningkatkan harga diri pemainnya.
Dalam wawancara, salah seorang Tatung mengaku: “Awalnya saya merasa malu menjadi Tatung, tapi lama-lama mulai terbiasa dan justru bangga.” (dikutip dari Jurnal Revolusioner, 2024).
Hal ini menunjukkan bahwa meski sering dianggap aneh atau ditakuti, dukungan sosial dan pengakuan masyarakat mampu mengubah rasa malu menjadi kebanggaan.
Faktor yang Memengaruhi Harga Diri Tatung
Menurut penelitian dalam Jurnal Revolusioner (2024), ada beberapa faktor penting yang berperan dalam membentuk harga diri Tatung, yaitu:
1. Dukungan keluarga
Memberikan penerimaan dan rasa aman.
2. Pengakuan masyarakat
Menumbuhkan rasa bangga sebagai bagian dari tradisi.
3. Status spiritual
Memberikan legitimasi dan rasa percaya diri.
4. Komunitas Tatung
Menjadi ruang solidaritas yang menguatkan satu sama lain.
Stigma vs Kebanggaan
Tidak bisa dipungkiri, sebagian Tatung menghadapi stigma sosial. Mereka dianggap “aneh”, “tidak waras”, atau bahkan lemah secara mental. Namun, stigma tersebut dapat ditepis ketika ada penguatan sosial dan spiritual.
Tradisi Tatung kini bukan hanya menjadi bagian dari perayaan Cap Go Meh, tetapi juga menjadi ikon budaya Singkawang yang mendunia. Wisatawan lokal dan mancanegara datang untuk menyaksikan prosesi yang penuh magis ini.
Lebih dari itu, ritual Tatung mencerminkan bagaimana kearifan lokal mampu memperkuat psikologis individu sekaligus memperkaya identitas budaya bangsa.