Sekaten, Perayaan Maulid Nabi yang Menyatukan Budaya dan Keimanan

Tradisi sekaten.
Sumber :
  • https://kemenag.go.id/opini/esensi-dakwah-perayaan-sekaten-lmg5bm

Setiap prosesi Sekaten memiliki makna. Gamelan Sekaten yang ditabuh di alun-alun keraton misalnya, bukan sekadar hiburan, melainkan simbol ajakan mendekat kepada Allah. Suaranya mengundang masyarakat untuk datang, mendengar syiar Islam, sekaligus merasakan kebersamaan.

Dayah Aceh, Pendidikan, dan Falsafah Abadi

Di sela keramaian pasar malam dan puncak acara Grebeg Gunungan, terdapat pesan moral yang dalam, yaitu: syukur atas nikmat Allah, teladan Nabi Muhammad SAW, serta ajaran hidup rukun dalam keberagaman. Inilah yang membuat Sekaten lebih dari sekadar pesta budaya.

Sekaten di Era Modern

Zaman boleh berubah, tetapi Sekaten tetap hadir dengan warna khasnya. Ribuan orang datang, bukan hanya dari Yogyakarta dan Surakarta, melainkan juga dari luar daerah, bahkan wisatawan mancanegara.

Metode Leluhur Sunda Mendidik Diri Lewat Pepatah

Namun, tantangan muncul. Sebagian generasi muda lebih tertarik pada sisi hiburan ketimbang makna dakwahnya. Jika tidak ada upaya pelestarian, Sekaten bisa kehilangan ruh spiritualnya.

Karena itu, penting untuk terus menanamkan nilai moderasi beragama, toleransi, dan cinta budaya kepada generasi penerus. Dokumentasi digital, promosi wisata religi-budaya, hingga kolaborasi antara keraton, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci agar Sekaten tetap relevan.

Warisan yang Harus Dijaga

Halaman Selanjutnya
img_title
Sesaji Mahesa Lawung, Ritual Sakral Keraton Surakarta