Sesaji Mahesa Lawung, Ritual Sakral Keraton Surakarta
- https://www.instagram.com/p/BB42WaLPhMJ/?igsh=MWt6bG5mMWk2c2Y5eA==
Budaya, VIVA Bali –Sesaji Mahesa Lawung merupakan salah satu ritual sakral peninggalan kepercayaan Jawa Kuno yang masih dilestarikan di Keraton Surakarta hingga kini. Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun pada tanggal satu bulan Suro dan menjadi simbol penting dalam menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Ritual ini menggunakan kepala kerbau muda atau Sirah Mahesa sebagai sesaji utama. Kepala kerbau tersebut dihias dengan bunga melati dan sepasang sumping gajah oling, lalu diletakkan di atas kayu bundar dan ditutup dengan kain kafan sebelum dibawa ke lokasi penguburan di Hutan Krendawahono, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Sesaji Mahesa Lawung berakar dari tradisi Jawa Kuno yang diwariskan secara turun-temurun. Kepala kerbau yang dikubur memiliki makna filosofis mendalam: melambangkan kebodohan yang harus diberantas, karena dalam pandangan Jawa, kerbau identik dengan istilah bodho longa-longo, simbol kebodohan yang pasrah.
Selain itu, ritual ini juga menjadi sarana memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Keharmonisan antara manusia dengan alam dan hubungan spiritual dengan Sang Pencipta ditegaskan melalui prosesi ini. Peran generasi muda juga tercermin dalam makna upacara, yakni sebagai penerus yang diharapkan mampu menjadi penopang bangsa dengan pengetahuan dan kebijaksanaan.
Bagian-Bagian Sesaji