Dari Dapur Sederhana, Ibu Sariasih Merajut Mimpi Lewat Jaje Senggait

Ibu Sariasih dan Jaje Senggait Gula Pedawa
Sumber :
  • Sumber foto: Dok. Humas Pemkab Buleleng/ VIVA Bali

Buleleng, VIVA Bali –Di tengah gempuran camilan kekinian, Jaje Senggait Gula Pedawa, jajanan tradisional khas Buleleng, Bali, tetap menemukan tempat istimewanya di hati masyarakat.

Diskriminasi WNA Gegara Bawa Anjing di Pantai Lawata Kota Bima, Oknum ASN Pemandu Wisata Dicopot

Perpaduan rasa gurih ubi jalar dan manis legit gula Pedawa, gula aren istimewa dari Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, menciptakan cita rasa otentik yang dirindukan.

Sempat sulit ditemukan, kini harapan akan keberadaan Jaje Senggait kembali merekah berkat inisiatif para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Pedawa. Lebih dari sekadar mendongkrak perekonomian, produksi kembali jajanan ini menjadi upaya nyata melestarikan gula Pedawa, identitas kuliner khas desa yang mulai tergerus zaman.

Hasil Otopsi Dokter Forensik RSBM, Pendaki Asal Brasil Tewas Akibat Benturan Benda Tumpul

Di balik kebangkitan Jaje Senggait, berdiri sosok Wayan Sariasih, seorang ibu rumah tangga yang mengubah hobinya membuat jajanan tradisional menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Ide ini bermula dari sang anak, namun kesibukannya mendorong Ibu Sariasih untuk mengambil alih produksi. 

“Mungkin anak saya melihat saya sering membuat jajan untuk tetangga saat hari raya, jadi dia menyarankan saya untuk mencoba membuatnya sendiri,” ungkapnya.

Sempat Ditutup Lantaran Diduga Langgar Perda Gianyar, ParQ Ubud Kini Diakuisisi Investor Asing Sergey Solonin

Bagi Ibu Sariasih, ini bukan hanya soal menambah penghasilan keluarga di tengah tantangan ekonomi. Lebih jauh, ia memiliki visi untuk memberdayakan ibu-ibu lain di sekitarnya. Melihat potensi Jaje Senggait yang selama ini hanya dipasarkan di warung lokal, ia bersama anaknya mulai menyusun strategi untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Terinspirasi dari popularitas pie susu sebagai oleh-oleh khas Bali, Ibu Sariasih bergerak cepat mengurus Nomor Izin Berusaha (NIB) dan sertifikasi industri makanan agar produknya dapat masuk ke toko oleh-oleh dan outlet modern.

Mengandalkan nama besar Gula Pedawa yang telah dikenal luas, Ibu Sariasih optimis Jaje Senggait buatannya akan diterima pasar. Promosi gencar dilakukan bersama keluarga, dan kini, manisnya jajanan ini telah hadir di berbagai etalase modern, restoran, kedai kopi, hingga destinasi wisata.

Tak hanya berorientasi pada keuntungan, Ibu Sariasih juga menjalin kolaborasi dengan pengusaha serupa di Pedawa. Baginya, mereka bukan pesaing, melainkan mitra untuk memajukan produk lokal. 

“Astungkara ida sesuunan ane ada di Gunung Sari Pedawa maang merta uli dini. Jaja senggait ene kal lais naunina nang anae," tuturnya penuh harap, mengamini berkah Tuhan agar Jaje Senggait semakin digemari.

Kualitas menjadi prioritas utama dalam setiap tahapan produksi. Ibu Sariasih memilih ubi jalar terbaik, menggunakan gula aren asli tanpa pengawet, serta minyak goreng premium. Kebersihan alat dan ketelitian dalam proses pembuatan dijaga betul demi menghasilkan rasa yang konsisten dan memenuhi standar.

Kematangan yang pas saat digoreng menjadi kunci keseimbangan rasa manis dan gurih yang khas. Menyadari pentingnya keberlanjutan usaha, Ibu Sariasih tak hanya fokus pada kualitas rasa. Pengemasan modern, pemahaman pasar, dan branding yang kuat juga menjadi perhatiannya. 

Namun, tantangan terbesar tetaplah ketersediaan bahan baku utama, gula Pedawa.

Meskipun harga gula Pedawa cenderung tinggi, Ibu Sariasih tetap setia menggunakan gula dari pengrajin lokal demi menjaga keaslian rasa. Ia enggan mencampur dengan gula lain hanya untuk menekan biaya. Baginya, kualitas dan cita rasa otentik adalah yang utama.

Ironisnya, produksi gula Pedawa di desa yang terkenal akan kualitasnya ini justru mengalami penurunan akibat alih fungsi lahan pohon aren.

Namun, angin segar berhembus setelah Desa Pedawa ditetapkan sebagai bagian dari program The Spirit of Sobean oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian pohon aren pun meningkat. 

Pada tahun 2023, pemerintah desa bersama komunitas pecinta alam melakukan revitalisasi pohon aren, bukan hanya untuk menjaga tradisi dan nilai ekonomi, tetapi juga untuk melestarikan ekosistem.

Kini, dengan bangkitnya semangat kewirausahaan berbasis kearifan lokal dan upaya pelestarian bahan baku, masyarakat Pedawa menaruh harapan besar. Jaje Senggait Gula Pedawa diharapkan tidak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga menjelma menjadi ikon oleh-oleh khas Bali yang mendunia, membawa harum nama Desa Pedawa dan kekayaan rasa gula arennya. (*)