Mengenal Usadha, Konsep Pengobatan Tradisional Bali

Usadha, teknik pengobatan tradisional Bali
Sumber :
  • https://www.komangputra.com/usada-sumber-ilmu-pengobatan-balian-bali.html

Gumi Bali, VIVA Bali –Di balik keindahan pantai, sawah terasering, dan kemegahan pura, Bali menyimpan rahasia kesehatan yang diwariskan turun-temurun dalam pengobatan tradisional Bali. Tradisi ini bukan hanya pengobatan fisik, tetapi juga penyembuhan jiwa dan energi, sejalan dengan filosofi Tri Hita Karana yang menekankan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan.

Pura Luhur Lempuyang dan Mitos Gerbang Surga yang Salah Kaprah

Lebih dari sekadar praktik kesehatan, pengobatan tradisional Bali mencerminkan cara pandang holistik masyarakat Bali terhadap kehidupan dan keseimbangan semesta. 

Usadha, Seni dan Ilmu Penyembuhan Bali

Gumi Bali Playing Cards, Kartu yang Menggabungkan Seni, Alam, dan Budaya Bali

Pengobatan tradisional Bali dikenal dengan istilah Usadha, berasal dari kata Sanskerta ausadhi yang berarti tanaman obat. Usadha adalah gabungan ilmu pengobatan herbal, mantra, ritual, dan praktik spiritual.

Pengetahuan ini diwariskan secara turun-temurun melalui lontar-lontar kuno, seperti Lontar Usadha Taru Pramana yang berisi ribuan resep herbal dan doa penyembuhan (Putra, 2017). Lontar ini menjadi kitab pegangan bagi para Balian, atau tabib tradisional Bali.

3 Resep Sambal Khas Bali Paling Enak

Balian memegang peranan penting dalam pengobatan tradisional Bali. Mereka tidak hanya berperan sebagai penyembuh fisik, tetapi juga sebagai mediator antara dunia nyata dan dunia roh.

Seorang Balian dipercaya memiliki kemampuan spiritual yang diwariskan atau diperoleh melalui proses pawisik (wahyu). Peran mereka diakui secara sosial dan spiritual, dan dalam banyak kasus, konsultasi dengan Balian menjadi langkah awal sebelum seseorang berobat ke fasilitas kesehatan modern (Ardika, 2020).

Jenis Balian juga beragam, seperti Balian Usadha (yang fokus pada ramuan herbal), Balian Manak (yang memiliki kemampuan membaca masa depan), dan Balian Tenung (yang dianggap mampu berkomunikasi dengan roh halus). Pembagian ini menunjukkan betapa kompleksnya sistem pengobatan tradisional Bali, yang tidak hanya menangani gejala fisik tetapi juga penyebab non-fisik dari penyakit. 

Ragam Teknik Pengobatan Tradisional Bali

Pengobatan tradisional Bali memiliki metode yang beragam dan komprehensif, di antaranya:

1. Ramuan Herbal. Berbagai tumbuhan digunakan untuk membuat obat, seperti kunyit, jahe, daun sirih, kulit manggis, dan akar-akaran lain. Salah satu ramuan populer adalah boreh, campuran rempah yang dioleskan ke tubuh untuk menghangatkan, meredakan nyeri otot, dan melancarkan peredaran darah (Mahendra, 2018). Ramuan ini banyak digunakan oleh petani dan pekerja lapangan untuk memulihkan stamina setelah bekerja keras.

2. Melukat. Ritual pembersihan diri dengan mandi di mata air suci seperti Tirta Empul, Tukad Cepung, atau Goa Raja. Melukat dipercaya membersihkan energi negatif dan memperbaiki keseimbangan batin, serta sering dilakukan sebelum upacara penting seperti pernikahan atau upacara keagamaan (Sudiarta, 2019).

3. Mantra Penyembuhan. Doa atau mantra dilafalkan selama proses pengobatan untuk memperkuat efek penyembuhan. Mantra biasanya diwariskan secara turun-temurun oleh keluarga Balian dan diucapkan dalam bahasa Bali kuno dengan intonasi tertentu.

4. Totok dan Pijat. Teknik pijat tradisional digunakan untuk melancarkan peredaran darah dan membuka jalur energi yang tersumbat. Titik-titik pijat mengikuti jalur energi dalam tubuh yang disebut nadis atau meridian.

5. Upacara Pengusiran Roh Jahat. Dalam kasus penyakit yang diyakini disebabkan oleh gangguan roh jahat, Balian akan memimpin upacara seperti caru atau banten untuk memulihkan keseimbangan antara manusia dan dunia roh. 

Kepercayaan dan Spiritualitas dalam Penyembuhan

Dalam masyarakat Bali, penyakit dipandang bukan hanya akibat gangguan fisik, tetapi juga ketidakseimbangan spiritual atau gangguan dari roh jahat. Oleh karena itu, pengobatan tradisional tak pernah lepas dari unsur ritual dan persembahan.

Balian sering memimpin upacara untuk mengusir roh jahat atau meminta izin pada leluhur sebelum melakukan pengobatan (Ardika, 2020). Penyakit seperti geger (kesurupan) atau penyakit kiriman sering dihubungkan dengan serangan energi negatif dan memerlukan pengobatan yang melibatkan aspek magis.

Pengobatan tradisional juga digunakan dalam konteks komunitas, seperti saat terjadi wabah atau bencana alam. Upacara besar seperti Panca Wali Krama atau Caru Rsi Gana dilakukan untuk memohon perlindungan bagi seluruh desa. Dalam upacara ini, persembahan dalam bentuk hewan, buah, dan bunga dihaturkan untuk menenangkan alam dan roh pelindung desa. 

Pengobatan Tradisional Bali di Era Modern

Meski teknologi medis terus berkembang, banyak masyarakat Bali yang tetap mengandalkan pengobatan tradisional, terutama untuk penyakit ringan atau masalah spiritual. Bahkan, wisatawan mancanegara mulai tertarik mencoba terapi tradisional Bali sebagai bagian dari wellness tourism.

Spa dan resort di Bali kini mengintegrasikan ramuan boreh, terapi melukat, dan pijat tradisional ke dalam layanan mereka (Pitana, 2021). Fenomena ini menunjukkan bagaimana pengobatan tradisional Bali beradaptasi dengan kebutuhan modern tanpa kehilangan akar budayanya.

Di sisi lain, para akademisi mulai meneliti kandungan herbal dalam Usadha untuk memastikan efektivitas dan keamanannya. Penelitian ilmiah terhadap tumbuhan seperti daun sirih, kunyit, dan temulawak telah menunjukkan adanya potensi antiinflamasi dan antibakteri. Upaya ini bertujuan menjaga warisan budaya sekaligus menjembatani tradisi dengan ilmu kesehatan modern (Widiana, 2022). 

Melestarikan Tradisi, Menyembuhkan Dunia

Pengobatan tradisional Bali adalah simbol kearifan lokal yang mengajarkan pentingnya keseimbangan, bukan hanya untuk kesehatan individu, tetapi juga hubungan manusia dengan alam semesta.

Di tengah dunia modern yang serba cepat, tradisi ini memberi ruang untuk kembali terhubung dengan diri sendiri dan lingkungan. Tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai kontribusi Bali bagi dunia kesehatan holistik global.

Melestarikan pengobatan tradisional Bali memerlukan usaha kolektif mulai dari dokumentasi, pendidikan kepada generasi muda, pengakuan hukum, dan integrasi dalam sistem kesehatan nasional. Dengan demikian, Usadha tetap hidup dan berkembang, membawa pesan harmoni dan penyembuhan yang melampaui batas geografis.