Warisan Kerajaan Pajang, Kisah Jaka Tingkir di Bumi Solo
Senin, 16 Juni 2025 - 22:09 WIB
Sumber :
- https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/21708/NDQ2NDQ=/Petilasan-Kraton-Pajang-studi-tentang-penjajagan-menjadi-aset-wisata-Binder3.pdf
Meskipun bangunan keraton aslinya telah tiada, situs petilasan ini tetap menjadi penanda penting sejarah. Di area petilasan, terdapat beberapa peninggalan yang masih bisa dijumpai, seperti:
Baca Juga :
Sekala Niskala, Dua Dunia dalam Kehidupan Bali
Gapura: Pintu masuk yang menjadi simbol dari keberadaan keraton.
Batu Berukir: Artefak berupa batu dengan ukiran yang menunjukkan seni dan budaya pada masa kerajaan.
Makam: Beberapa makam yang diyakini sebagai makam tokoh-tokoh penting kerajaan, termasuk makam Sultan Hadiwijaya sendiri.
Baluarti: Sisa-sisa benteng atau pagar kerajaan yang masih bisa dilihat, menunjukkan adanya sistem pertahanan pada masa itu. Situs ini diakui sebagai salah satu situs cagar budaya yang memiliki nilai sejarah tinggi.
4. Masa Kejayaan dan Kemunduran:
Halaman Selanjutnya
Kerajaan Pajang merupakan salah satu kerajaan Islam penting di Jawa pada abad ke-16 yang turut berperan dalam penyebaran agama Islam dan perkembangan kebudayaan Jawa. Namun, masa kejayaannya tidak bertahan lama. Setelah wafatnya Sultan Hadiwijaya pada tahun 1582, Kerajaan Pajang mengalami kemunduran yang dipicu oleh perebutan kekuasaan atau suksesi. Perebutan ini terjadi antara Arya Pangiri (menantu Sultan Hadiwijaya) dan Pangeran Benawa (putra Sultan Hadiwijaya), yang akhirnya melemahkan stabilitas kerajaan dan menjadi salah satu faktor kemunduran Kerajaan Pajang.