Rahasia Tenun Bali yang Hanya Dibuat oleh Perempuan Tertentu

Proses tenun cagcag dengan alat sederhana
Sumber :
  • https://theyakmag.com/wp-content/uploads/2023/10/HOSHINOYA-02.jpg

Kain ini digunakan dalam upacara keagamaan seperti potong gigi (mepandes), pernikahan, dan upacara ngaben. Tidak hanya itu, kain Gringsing juga sudah mendapatkan perlindungan hukum berupa Hak Kekayaan Intelektual Indikasi Geografis dari Kemenkumham, yang menyatakan bahwa hanya masyarakat Desa Tenganan yang berhak memproduksinya.

Pelestarian Melalui Kaderisasi dan Regenerasi

Mengenal Tradisi Sao Ria dari Ngada Flores

Untuk mencegah punahnya seni tenun Bali, berbagai upaya pelestarian dilakukan, salah satunya melalui program kaderisasi penenun muda. Generasi muda, baik perempuan maupun laki-laki, dilibatkan dalam pelatihan teknik menenun serta diperkenalkan pada filosofi dan makna budaya dari setiap motif kain.

Beberapa lembaga pemerintah dan komunitas lokal juga telah berkolaborasi mengadakan workshop, lomba menenun, hingga pameran untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kain tenun tradisional.

Bukan Sekadar Produk Tekstil

Didirikan dan Dimainkan oleh WNA, 6 Kelompok Gamelan Ini Ada di Benua Eropa

Kisah tentang siapa yang berhak menenun di Bali menunjukkan bahwa kain bukan sekadar produk tekstil, tapi juga warisan budaya yang penuh makna spiritual dan identitas. Di tangan perempuan-perempuan tertentu, tenun Bali menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, antara tradisi dan modernitas.

 
Halaman Selanjutnya
img_title