Mengenal Asi Kalende, Rumah Kayu Berusia 723 Tahun Peninggalan Tertua Kesultanan Bima

Bangunan Asi Kelende tampak bagian selatan
Sumber :
  • Juwair Saddam/ VIVA Bali

"Abdul Nabi memberikan simbol itu sebagai filosofi keseimbangan dari pemerintah dan rakyat tanah Bima," tambahnya. 

Siswa di Bima Dikeroyok Guru Hingga Pingsan

Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima, M Natsir mengatakan, kondisi bangunan Asi Kalende saat ini masih jauh dari layak dan butuh renovasi. Pemerintah Kota Bima juga selama ini tidak bisa berbuat banyak karena bangunan itu masih dikelola pihak swasta.

"Kami sudah komunikasi dengan pihak pengelola dan menyarankan Asi Kalende ini diubah jadi yayasan seperti Asi Samparaja sebelumnya. Dengan demikian, pemerintah bisa menggelontorkan dana hibah untuk kebutuhan renovasi dan lainnya," kata dia.

2 warga binaan Lapas Bima langsung bebas usai dapat remisi HUT RI

Asi Kalende kata Natsir, memang perlu direnovasi. Apalagi bangunan bersejarah itu sudah direkomendasikan sebagai cagar budaya oleh Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Sumbawa bersama dua ODCG lain yakni, Kantor Telegram Belanda dan Langgar Melayu.

Renovasi bangunan bersejarah seperti Asi Kalende tidak seperti memperbaiki bangunan pada umumnya. Pastinya, harus melibatkan tim arkeolog. 

Ajang Pencarian Bakat, Masyarakat Panggi Kota Bima Gelar Turnamen Sepakbola

"Kalaupun ada benda seperti kayu, paku atau lainnya diganti itu harus dengan model yang sama atau menyerupai. Jadi gak boleh asal-asalan," tutupnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima, M Natsir mengatakan, dari 30 bangunan bersejarah di Kota Bima, tiga diantaranya sudah direkomendasikan sebagai cagar budaya TACB Sumbawa.

Halaman Selanjutnya
img_title