Banyuwangi, Kabupaten Terluas di Jawa Timur, Potensi dan Tantangan di Ujung Timur Pulau Jawa
- https://unsplash.com/photos/herd-of-elephant-on-green-grass-field-during-daytime-2j3nEOWjEwA
Wisata, VIVA Bali –Kabupaten Banyuwangi secara resmi tercatat sebagai wilayah administratif terluas di Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), luas wilayah Banyuwangi mencapai kurang lebih 3.592,90 kilometer persegi, menjadikannya lebih luas dibandingkan seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta maupun Provinsi Bali.
Secara geografis, Banyuwangi terletak di ujung paling timur Pulau Jawa, tepatnya di kawasan Tapal Kuda, Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Selat Bali di sebelah timur, menjadikannya sebagai gerbang utama penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Bali melalui Pelabuhan Ketapang yang berada di pesisir utara Banyuwangi. Pelabuhan ini merupakan jalur penyeberangan utama yang menghubungkan Banyuwangi dengan Pelabuhan Gilimanuk di Bali, melayani lalu lintas penumpang dan barang secara intensif setiap hari.
Kabupaten Banyuwangi menyimpan keindahan alam yang luar biasa dengan beragam karakteristik geografis yang memukau. Dari pesisir yang menawan, pegunungan yang menjulang, hingga hutan lindung yang asri, semuanya berpadu harmonis menciptakan lanskap yang memikat hati. Tak hanya itu, Banyuwangi juga menjadi rumah bagi dua kawasan konservasi nasional yang spektakuler: Taman Nasional Alas Purwo dan Taman Nasional Baluran. Kedua taman ini tidak hanya melestarikan kekayaan flora dan fauna yang langka, tetapi juga menjadi magnet utama bagi para wisatawan yang ingin merasakan petualangan alam sejati dan keajaiban ekosistem yang mempesona.
Selain keunggulan geografisnya, Banyuwangi juga memiliki luas wilayah yang menjadi modal utama dalam mengembangkan berbagai sektor ekonomi. Lahan yang luas dan subur mendukung pertumbuhan pertanian dan perkebunan, dengan komoditas unggulan seperti kopi, kakao, serta hasil laut yang menjadi sumber penghidupan utama masyarakat setempat. Tak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi aktif mendorong pembangunan kawasan industri dan pengembangan pelabuhan modern guna memperkuat infrastruktur, membuka peluang investasi, serta meningkatkan kapasitas ekspor. Semua upaya ini menjadikan Banyuwangi sebagai pusat ekonomi yang terus berkembang dan semakin menarik bagi para pelaku bisnis dan wisatawan.
Namun, di balik segala potensi dan keunggulan yang dimiliki, Banyuwangi juga menghadapi tantangan besar sebagai kabupaten terluas di Jawa Timur. Luasnya wilayah membuat upaya pemerataan infrastruktur dan pelayanan publik hingga ke pelosok desa menjadi pekerjaan rumah yang tak mudah. Pemerintah daerah terus berupaya memastikan aksesibilitas yang merata, distribusi pendidikan dan layanan kesehatan yang adil, serta pengawasan ketat di kawasan perbatasan. Semua tantangan ini menjadi bagian penting dari agenda pembangunan Banyuwangi, demi mewujudkan kemajuan yang benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, dari pusat kota hingga desa-desa terpencil.
Mantan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, pernah menegaskan pentingnya perencanaan jangka panjang dalam pembangunan daerah. Dalam masa kepemimpinannya, ia menyampaikan bahwa master plan Banyuwangi untuk 20 tahun ke depan telah disiapkan guna menciptakan daerah yang maju dan kuat. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah merumuskan tata ruang berbasis potensi wilayah, sebagai pondasi pengembangan yang tegas dan terarah. “Ini penting agar Banyuwangi ke depan dapat tumbuh dengan merata,” ujar Azwar Anas saat menghadiri peringatan upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-106, di Taman Blambangan, Selasa (20/5/2014)
Bukti nyata dari perkembangan Pembangunan Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat saat Mantan Presiden Joko Widodo secara langsung menyerahkan Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) kategori kabupaten kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2024 di Jakarta pada Senin, 6 Mei 2024. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan Banyuwangi dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan inovasi pembangunan yang berdampak nyata bagi Masyarakat.