Pemkot Bima Tuding Pengecer Jadi Biang Kelangkaan Elpiji 3 kg
- Dok. Dinas Kominfotik Kota Bima/ VIVA Bali
Bima, VIVA Bali – Kelangkaan gas elpiji 3 kg di Kota Bima masih saja terjadi. Kondisi itu dikeluhkan masyarakat dan para pedagang kaki lima.
Plt. Asisten II Setda Kota Bima, Sukarno membenarkan kondisi tersebut. Dia mengakui kelangkaan gas elpiji 3 kg yang dirasakan dampaknya oleh masyarakat masih saja terjadi. Meskipun pemerintah dalam tingkat pengawasan terhadap distribusi gas elpiji bersubsidi berjalan normal.
"Tiap hari gas elpiji yang beredar di Kota Bima sebanyak 3.300-3.900 tabung. Jika dilihat dari jumlah ini mestinya tidak ada kelangkaan. Kadang pengecer ini jauh lebih pintar dari pemerintah, menjual harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan," ungkap Sukarno dalam rilis yang diterima Bali.viva.co.id, Kamis 14 Agustus 2025.
Ia menegaskan, pemerintah memastikan penyaluran atau sistem distribusi gas elpiji 3 kg subsidi telah berjalan dengan baik yang melibatkan berbagai pihak. Namun, fakta dilapangan memang masih terdapat pengecer nakal yang memainkan harga, bahkan ada juga yang menimbun sehingga terjadi kelangkaan.
Sukarno juga berharap kepada seluruh pihak agar sama-sama mengawasi penyaluran gas elpiji sehingga dapat tepat sasaran. Di samping pemerintah terus berupaya meningkatkan pengawasan terhadap distribusi gas untuk mencegah penyalahgunaan dan penimbunan.
"Satgas pun dapat mengefektifkan untuk melakukan sidak pada pangkalan, sub pangkalan serta pengecer," ujarnya.
"Bila ada pengecer nakal yang menjual diatas HET atau bahkan menimbunnya, masyarakat bisa melaporkan dengan cara dokumentasikan, maka APH akan menindak tegas mereka dengan mencabut izinnya," pungkasnya.