BNPB Sebut Alih Fungsi Lahan Picu Banjir Besar Bali

Driver ojek online, sedang menerobos banjir di bali
Sumber :
  • https://m.antaranews.com/amp/berita/2568341/sejumlah-titik-di-kuta-bali-terendam-banjir

Bali, VIVA BaliBanjir besar yang melanda sejumlah wilayah Bali pada awal September lalu bukan hanya dipicu oleh curah hujan ekstrem, tetapi juga diperparah oleh kerusakan lingkungan dan alih fungsi lahan. Hal ini diungkapkan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Update Banjir Bali, Gubernus Koster: Terdata 17 Orang Meninggal Dunia

Abdul menyoroti bahwa masalah sampah menjadi salah satu faktor utama yang memperparah dampak banjir. Tim BNPB menemukan banyak titik bantaran sungai dipenuhi sampah, bahkan Kementerian Lingkungan Hidup mencatat lebih dari 200 ton sampah terbawa arus dan menyumbat aliran sungai.

Selain itu, konversi lahan juga berkontribusi besar terhadap meningkatnya risiko banjir. Data BNPB menunjukkan, dalam kurun 2012–2019, Bali kehilangan sekitar 553 hektare hutan dan 650 hektare lahan pertanian. Penyusutan lahan resapan air ini membuat debit air hujan tidak tertampung dengan baik.

Presiden Prabowo Berkunjung ke Bali dan Mendengar Langsung Keluhan Warga Korban Banjir

BNPB juga mengungkapkan kajian spasial yang memprediksi, pada 2025 luas kawasan terbangun di Denpasar bisa mencapai 35.000 hektare. "Jika daerah dengan curah hujan ekstrem didominasi bangunan, maka banjir akan mudah terjadi," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari. Selasa, 16 September 2025.

Banjir yang melanda Bali tercatat merendam sejumlah wilayah, di antaranya Badung, Jembrana, Buleleng, Gianyar, Karangasem, Bangli, dan Denpasar. BNPB menyebutkan setidaknya 18 orang meninggal dunia, sementara 149 orang masih mengungsi.

Kodam IX Udayana Bantu Evakuasi dan Pemulihan Pascabanjir Bali

Menurut Abdul, fenomena ini harus menjadi pelajaran penting. Jika kerusakan lingkungan dibiarkan, bencana serupa bisa terjadi lebih sering dan dengan dampak yang lebih besar. "Kita harus mengembalikan keseimbangan ekosistem Bali demi pariwisata yang berkelanjutan," ujar Abdul. Seperti dilansir dari antaranews.com.

Dengan kondisi tersebut, BNPB menekankan pentingnya peran seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari, Pemerintah Daerah, pelaku pariwisata, hingga masyarakat setempat dalam menjaga lingkungan.