Roblox Dianggap Berbahaya, Pemerintah Minta Orang Tua Waspada!
- https://www.instagram.com/p/DKTG80zBYpt/?igsh=MWpoaWM1aTRlZ2k0Zg==
Jakarta, VIVA Bali – Permainan daring Roblox kini tengah menjadi sorotan serius pemerintah. Gim yang sangat populer di kalangan anak-anak ini dinilai memiliki konten yang mengandung unsur kekerasan, bahasa tidak pantas, hingga potensi menyesatkan bagi anak usia dini.
Kekhawatiran ini disuarakan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti. Keduanya sepakat bahwa pengawasan orang tua terhadap aktivitas digital anak sangatlah penting.
Dalam acara pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Indonesia, Depok, Menteri Arifatul menekankan pentingnya pola asuh yang cermat di tengah derasnya arus digitalisasi.
“Ini kan harus ada pengawasan dari orang tua juga ya, jadi pola asuh dalam keluarga harus diperhatikan,” ujarnya usai acara Pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) UI di Gedung Balairung Kampus UI, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, Selasa, 5 Agustus 2025, dikutip dari Antara.
Ia menambahkan bahwa Kementerian PPPA secara rutin melakukan sosialisasi mengenai pentingnya mengawasi penggunaan gadget oleh anak-anak. Menurutnya, orang tua tidak cukup hanya membatasi waktu penggunaan, tetapi juga perlu mengetahui konten apa yang dikonsumsi anak.
“Setiap saya turun ke daerah, kita selalu mengingatkan agar keluarga bisa membangun pola asuh yang tidak berfokus pada gadget,” katanya.
Pernyataan lebih tegas datang dari Mendikdasmen Abdul Mu’ti. Dalam kunjungannya ke SDN Cideng 2, Jakarta Pusat, Senin, 4 Agustus 2025, Mu’ti menyebut bahwa Roblox adalah salah satu gim yang tidak cocok dimainkan oleh murid-murid sekolah dasar.
“Kalau main HP, tidak boleh nonton kekerasan, jangan main yang ada berantemnya, kata-kata jelek, atau yang tidak berguna,” ujarnya saat membuka program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah.
Mu’ti mengingatkan bahwa anak-anak SD masih berada di tahap perkembangan kognitif yang belum mampu membedakan antara dunia nyata dan dunia maya. Selain itu, anak-anak dikenal sebagai peniru ulung yang bisa saja meniru adegan-adegan dalam permainan tanpa menyadari dampaknya.
Kedua menteri ini mendorong agar literasi digital dimulai sejak usia dini. Tidak hanya anak, orang tua juga perlu diberikan pemahaman mengenai dunia digital agar dapat melakukan pendampingan yang efektif.
Langkah-langkah seperti pemilihan konten edukatif, pengawasan waktu layar, hingga membatasi akses ke gim berisiko dianggap penting dalam melindungi generasi muda dari dampak negatif teknologi.
Kekhawatiran terhadap Roblox menjadi pengingat penting bagi semua pihak terutama orang tua bahwa internet dan permainan daring bukan hanya soal hiburan, tetapi juga soal keselamatan dan perkembangan mental anak. Pemerintah telah mengingatkan, kini giliran keluarga yang harus bertindak.