Muda-Mudi Lestarikan Wayang Lewat TikTok: Tradisi Bertemu Teknologi

Digitalisasi menjadi jembatan antara generasi muda dan wayang
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/traditional-wayang

Lifestyle, VIVA Bali – Wayang, sebagai warisan budaya tak benda Indonesia, kini kembali digaungkan oleh generasi muda lewat media sosial. Salah satunya melalui aplikasi TikTok yang dimanfaatkan sebagai ruang edukasi dan hiburan berbasis kearifan lokal.

Inilah 5 Fakta Unik Kapibara, Nomor 4 Bikin Kaget!

Salah satunya adalah akun TikTok @wayangverse_unsri, milik mahasiswa Universitas Sriwijaya. Dalam unggahan video berdurasi 3 menit, mereka memadukan elemen edukasi, hiburan, dan visual yang dinamis untuk mengenalkan tokoh-tokoh pewayangan. Video tersebut menampilkan narasi tentang Semar, lengkap dengan penggambaran tokoh secara visual dan penjelasan nilai filosofis yang dibawanya.

“Kalau bukan kita, siapa lagi? Wayang itu warisan, tapi juga bisa jadi konten yang keren kalau dikemas dengan cara baru,” ujar salah satu kreator di balik akun tersebut, dalam video mereka yang telah ditonton ribuan kali.

7 Makanan Tradisional Indonesia yang Hampir Punah

Fenomena ini menandai lahirnya bentuk baru dalam pelestarian budaya: Inovasi Digital dalam Pewarisan Tradisi. Seperti dijelaskan dalam laman resmi Desa Cisuru, digitalisasi telah menjadi jembatan yang efektif antara generasi muda dengan kesenian tradisional. Inisiatif digital seperti animasi wayang, filter augmented reality, hingga pentas virtual adalah bentuk nyata dari transformasi ini.

Lebih dari sekadar konten viral, kehadiran wayang di platform digital membuka ruang dialog antara masa lalu dan masa kini. Menurut artikel dari dunialuar.id, teknologi memungkinkan interpretasi ulang terhadap narasi pewayangan. Misalnya, tokoh Gatotkaca kini sering digambarkan sebagai pahlawan super dengan kekuatan yang relevan dengan imajinasi anak muda saat ini.

7 Kreasi Susu UHT yang Gak Ngebosenin

Namun, keberhasilan pelestarian ini tetap membutuhkan akar budaya yang kuat. Sebagaimana dijelaskan oleh Winnicode, teknologi hanyalah alat substansi tradisi tetap perlu dipahami dan dihargai. Tanpa pemahaman akan filosofi dan konteks budaya, upaya digitalisasi bisa jatuh ke dalam simplifikasi bahkan komodifikasi budaya.

Kreator muda seperti yang tergabung dalam WayangVerse menunjukkan bahwa transformasi tidak harus mengorbankan esensi. Mereka menyelaraskan narasi budaya dengan media kontemporer, menciptakan keterlibatan baru yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan di panggung konvensional.

Halaman Selanjutnya
img_title