Perahu Layar Sangiang Bima, Tradisi Budaya yang Sarat Dengan Nilai Spiritual dan Mistis
- Juwair Saddam/ VIVA Bali
Di balik serunya event ini, Perahu Layar merefleksikan nilai kebersamaan dan kekompakan. Seluruh warga ikut ambil bagian, mulai dari menyiapkan perahu hingga mendukung selama jalannya lomba.
"Mereka bukan cuma datang nonton, bahkan ada juga yang bawa makanan hingga uang untuk para pemilik perahu," ujar pria yang akrab disapa Ayang ini.
Menurut dia, Perahu Layar sudah menjadi tradisi turun temurun masyarakat Wera khususnya Sangiang. Bukan sekadar untuk dilombakan, tetapi sudah dianggap sebagai anggota keluarga. Perahu dirawat dan dijaga layaknya anak sendiri.
"Perahu ini saya anggap seperti anak sendiri. Selesai kompetisi, perahu ini tetap kami jaga dan rawat setiap saat," ujarnya.
Sementara Ketua Ikatan Keluarga Wera Nusantara (IKRA), Prof H Muhtar mengatakan, semaraknya perlombaan Perahu Layar patut diapresiasi. Ribuan masyarakat berbondong-bondong ke Sangiang hanya untuk menyaksikan lomba Perahu Layar.
"Ini luar biasa. Kami tidak menyangka animo masyarakat bisa sebanyak ini," ujarnya.
Kegiatan Lomba Perahu Layar diharapkan dapat menarik minat lebih banyak peserta dan pengunjung pada tahun-tahun mendatang. Dia memastikan, tahun depan FSA akan lebih meriah dengan beragam event.