Kades Sidowangi Berbicara Tentang Turnamen Sepak Bola Hajati, Begini Katanya

Kades Sidowangi, Muansin
Sumber :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

“Dalam THB (Text Hand Book) yang kami terima, tidak ada itu yang nama nya sanksi diskualifikasi bagi tim yang melakukan kericuhan. Lalu dasar hukum mana dan aturan mana yang digunakan panitia untuk melakukan diskualifikasi pada kami? Acuannya tidak Ada!,” tandas Muansin secara eksklusif pada Bali.viva.co.id. 

Laka Laut KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, KSOP: Dengan Berat, 99,9 Persen Tenggelam

Dalam kesempatan tersebut, Muansin juga mempertanyakan tidak ada aturan yang baku atau tetap yang digunakan dalam tournament sepak bola pada perayaan Hajati. 

“Dalam aturannya, pemain adalah yang memiliki KTP terbaru lalu tiba-tiba diubah harus ber-KTP desa yang dimaksud sebelum tanggal 27 (Juni 2025). Aturan resmi yang sudah tercatat dalam THB bisa digantikan dalam sebuah kesepakatan. Demi apa (siapa) dan untuk apa (siapa) saya tidak tahu dan terpaksa harus menjalaninya,” tutur Kades Sidowangi. 

Buntut Kericuhan Pertandingan Sepak Bola Hajati, Pertandingan Berikutnya Dihentikan

Berubahnya aturan tersebut sangat merugikan tim Pemdes Sidowangi karena banyak warga baru yang sudah memiliki KTP Desa Sidowangi yang memiliki kemampuan bermain bola tidak bisa mendukung Desa tempat tinggalnya yang baru.

“Saat ada warga yang ingin pindah ke Desa kami, kan sah saja kalau kami buatkan kelengkapan administrasi kependudukan. Tapi kami kembali kami dituding melakukan pelanggaran, akhirnya warga kami yang baru hanya duduk sebagai penonton. Sekali lagi, kami Pemdes Sidowangi pasrah pada kebijakan panitia kendati tidak ada aturan hukumnya,” kata Muansin di ruang kerjanya. 

Dianggap Penyebab Kericuhan Tim Sepak Bola Pemdes Sidowangi Didiskualifikasi, Muansin: Saya Mohon Maaf

Pemdes Sidowangi semakin tersudut saat seorang pemainnya, Sanawi nomor punggung 9 justru dilaporkan ke Polsek Wongsorejo oleh panitia Hajati dengan tuduhan melakukan perusakan banner. 

“Laporan (ke polisi) inilah yang membuat kami harus bicara. Kami diam dan mengalah tapi malah dilaporkan ke polisi,” kecam Muansin. 

Halaman Selanjutnya
img_title