Sudah Musim Kemarau Tapi Tetap Hujan, Ini Penjelasan Kemarau Basah

Hujan Lebat Masih Terjadi di Musim Kemarau
Sumber :
  • https://www.vecteezy.com/photo/13589973-rain-drops-from-the-eaves-as-it-rains

Di sisi lain, masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau biasanya juga ditandai dengan atmosfer yang labil. Ketidakstabilan ini dapat memicu terbentuknya awan-awan konvektif seperti Cumulonimbus (CB), yang kerap menjadi penyebab cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat, petir, angin kencang, hingga hujan es. Kombinasi ketiga faktor inilah yang menjadi penjelasan ilmiah atas terjadinya fenomena kemarau basah di Indonesia.

Dampak Kemarau Basah bagi Masyarakat

Banyak Sampah di Pasar Umum Negara Bahagia, Bupati Jembrana Menganggap Tidak Ada Pengelola

Fenomena kemarau basah membawa dampak yang cukup signifikan bagi kehidupan masyarakat, terutama karena pola cuaca yang tidak sesuai dengan musim yang seharusnya. Di sektor pertanian, misalnya, kondisi ini menuntut para petani untuk lebih adaptif dalam merencanakan jadwal tanam. Musim kemarau yang semestinya kering, justru masih diwarnai curah hujan tinggi yang bisa mengakibatkan kelebihan air di lahan pertanian. Akibatnya, tanaman menjadi lebih rentan terserang penyakit dan hama.

Dampak lain dari kemarau basah juga dirasakan pada sektor kesehatan masyarakat. Suasana lembap yang berlangsung lebih lama dari biasanya menciptakan lingkungan yang ideal bagi berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, penyebab demam berdarah. Selain itu, curah hujan yang terus-menerus dapat menyebabkan peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

Arema Masih Menunggu Keputusan Manajemen Terkait Masa Depan Ze Gomes

Di sisi lain, infrastruktur juga tidak luput dari dampaknya. Hujan deras yang datang secara tiba-tiba dapat memicu banjir dan longsor, terutama di daerah rawan. Aktivitas ekonomi dan sosial pun ikut terdampak, mulai dari keterlambatan distribusi logistik hingga kendala mobilitas masyarakat sehari-hari. Oleh karena itu, fenomena kemarau basah perlu diantisipasi secara menyeluruh, baik oleh individu, komunitas, maupun pemerintah.

Prediksi Kemarau Basah di Indonesia

BMKG memprediksi bahwa puncak musim kemarau 2025 akan terjadi pada Juni hingga Agustus, dengan wilayah-wilayah seperti Jawa bagian tengah hingga timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku diperkirakan mengalami puncak kekeringan pada Agustus. Namun, sekitar 26% wilayah diprediksi mengalami kemarau dengan sifat lebih basah dari normal.

Halaman Selanjutnya
img_title
Ide Bekal Sekolah Anak yang Sehat, Bergizi, dan Praktis!