Kenapa Jerawat Bisa Terjadi? Ini Jawaban Ilmiahnya
- https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-perempuan-kaum-wanita-potret-6476076/
Kesehatan, Viva Bali – Kulit merupakan lapisan jaringan yang menyebar pada seluruh permukaan tubuh. Kulit memiliki struktur yang kompleks dan bervariasi, menyesuaikan dengan iklim, usia, jenis kelamin, ras, dan tempat tinggal. Kulit memiliki tiga lapisan utama, yaitu lapisan epidermis, dermis, dan subkutis. Pada permukaan kulit, terdapat kelenjar keringat yang mengeluarkan produk limbah melalui pori-pori kulit berupa keringat.
Salah satu masalah kulit yang banyak dihadapi manusia adalah permasalahan jerawat. Jerawat adalah kondisi di mana pori-pori kulit wajah tersumbat dan menyebabkan kantong nanah menjadi meradang. Umumnya, jerawat terjadi pada masa pubertas, di mana hormon androgen meningkat drastis sehingga berakibat pada peningkatan sekresi keratin dan sebum. Lebih dari 80% manusia mengalami jerawat, biasanya pada rentang usia 12–44 tahun.
Menurut Wibawa & Winaya (2019), jerawat termasuk dalam kategori penyakit, bukan hanya masalah pada kulit wajah. Jerawat atau yang disebut Acne vulgaris merupakan salah satu penyakit kulit yang banyak dikeluhkan, terutama pada remaja, karena dapat merusak kepercayaan diri. Jerawat disebabkan oleh adanya peradangan menahun pada folikel pilosebasea.
Definisi Jerawat
Jerawat dipicu oleh hormon, stress dan kulit kotor
- https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-dengan-tank-top-putih-6476087/
Jerawat atau Acne vulgaris adalah penyakit kulit karena adanya penumpukan minyak yang menyebabkan pori-pori kulit wajah tersumbat, sehingga memicu aktivitas bakteri dan peradangan pada kulit. Acne vulgaris merupakan kelainan kulit yang umum serta dapat muncul dengan lesi inflamasi dan non-inflamasi. Jerawat terutama muncul pada wajah, namun bisa juga muncul pada lengan atas, dada, dan punggung. Penyakit ini dapat ditemukan pada semua umur.
Jerawat memiliki gambaran klinis yang beragam, mulai dari komedo, papula, pustula, hingga nodul dan jaringan parut. Oleh karena itu, jerawat disebut sebagai penyakit kulit pleomorfik. Selain disebabkan oleh faktor hormonal dan folikel yang tersumbat, jerawat sering kali diperburuk oleh aktivitas bakteri yang menginfeksi jaringan kulit yang meradang.
Beberapa faktor yang dipercaya menjadi penyebab timbulnya jerawat adalah faktor internal, seperti faktor fisik dan psikologis. Selain itu, ada juga pengaruh faktor psikologis, yaitu stres, serta faktor eksternal yang meliputi usia, makanan, cuaca, aktivitas, lingkungan, penggunaan kosmetik, dan perawatan wajah. Mengingat banyaknya faktor yang dapat menyebabkan timbulnya masalah jerawat, maka perawatannya tidak terbatas hanya pada perawatan wajah (Utari et al., 2013).
Pengobatan dan Pencegahan pada Jerawat
Pengobatan jerawat dilakukan dengan cara memperbaiki folikel yang abnormal, mengurangi produksi sebum, mengurangi jumlah koloni P. acnes atau hasil metaboliknya, dan mengurangi peradangan pada kulit. Populasi P. acnes dapat dikurangi dengan pemberian zat antibakteri seperti eritromisin, klindamisin, dan tetrasiklin (Hafsari et al., 2015).
Pencegahan jerawat dapat dilakukan dengan menghindari faktor-faktor pemicunya. Melakukan perawatan kulit wajah dengan benar, serta menerapkan gaya hidup sehat dengan tepat, mulai dari pola makan, olahraga, dan pengelolaan emosi.