Misteri Tato Mentawai, Warisan Tertua atau Klaim yang Keliru?
- https://www.kemenparekraf.go.id/berita/tato-tradisional-mentawai-seni-rajah-tertua-di-dunia
Budaya, VIVA Bali – Tato Mentawai kerap disebut sebagai tato tertua di dunia, namun benarkah demikian? Klaim ini telah beredar luas di berbagai media dan bahkan dijadikan dasar kebijakan budaya di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Di balik pesonanya sebagai simbol tradisi dan identitas, ternyata ada fakta ilmiah yang menggugurkan mitos tersebut.
Menurut penelitian Juniator Tulius (2024) dalam Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, anggapan bahwa tato Mentawai adalah yang tertua di dunia tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Klaim tersebut muncul dari tesis Ady Rosa (1994) yang kemudian dikutip berulang kali tanpa verifikasi arkeologis atau historis yang jelas.
Antara Estetika dan Spiritualitas
Tato dalam masyarakat Mentawai dikenal sebagai titi, bukan sekadar hiasan tubuh, tetapi juga memiliki fungsi spiritual dan sosial. Motifnya menggambarkan hubungan manusia dengan alam, binatang, dan roh leluhur. Proses penatoan dilakukan secara sakral menggunakan alat sederhana dari duri pohon jeruk dan tinta hitam yang terbuat dari jelaga dan air tebu.
Setiap goresan titi merepresentasikan status, keberanian, dan pengalaman hidup seseorang. Seorang pemburu yang berhasil, misalnya, akan menato tubuhnya dengan motif hewan buruan sebagai lambang keberanian dan penghormatan terhadap alam.
Kontroversi Klaim “Tertua di Dunia”
Klaim yang menyebut tato Mentawai tertua di dunia bermula dari perbandingan kebudayaan antara masyarakat Mentawai dan bangsa Proto Melayu. Namun, menurut Tulius, tidak ada bukti arkeologis yang menunjukkan bahwa masyarakat Mentawai telah mempraktikkan tato sejak 1500 SM seperti yang diklaim.