Mengenal Jenis-Jenis Jamur yang Bisa Dimakan

Jamur Tiram Putih, salah satu jamur yang bisa dimakan
Sumber :
  • https://www.istockphoto.com/id/foto/jamur-tiram-putih-terisolasi-di-latar-belakang-putih-gm911963620-251070596

Kuliner, VIVA Bali – Jamur merupakan salah satu makanan alami yang sudah dikonsumsi manusia sejak ribuan tahun silam. Di berbagai budaya, jamur tidak hanya digunakan sebagai bahan makanan, tetapi juga sebagai bagian dari pengobatan tradisional. Kini, dengan semakin banyaknya penelitian dan budidaya modern, kita bisa menikmati berbagai jenis jamur yang lezat, bernutrisi, dan tentu saja aman dikonsumsi. Namun, penting diingat bahwa tidak semua jamur dapat dimakan. Beberapa di antaranya mengandung racun yang sangat berbahaya bahkan dalam jumlah kecil. Oleh karena itu, mengenali jenis-jenis jamur yang aman untuk dikonsumsi menjadi hal yang krusial (Healthline, 10 Oktober 2022).

Mengenal Olahraga HIIT, Cara Efektif Bakar Lemak dan Tingkatkan Kebugaran

Berikut adalah deretan jamur yang tidak hanya aman dikonsumsi tetapi juga memiliki nilai gizi tinggi dan cita rasa yang unik.

1. Jamur Kancing (Agaricus bisporus)

Jamur kancing merupakan jenis jamur yang paling umum dijumpai di pasar dan supermarket, baik dalam bentuk segar maupun kalengan. Warnanya putih bersih atau sedikit krem, dengan bentuk bulat menyerupai kancing. Teksturnya kenyal namun lembut, menjadikannya cocok untuk berbagai masakan seperti sup, pizza, salad, dan tumisan.

Rahasia Umur Panjang dan Sehat Para Lansia Bahagia

Selain lezat, jamur ini mengandung banyak nutrisi penting. Dalam 100 gram jamur kancing, terdapat sekitar 3 gram protein, vitamin B kompleks seperti niasin dan riboflavin, serta selenium dan kalium yang berperan penting dalam menjaga fungsi otot dan saraf (USDA National Nutrient Database, 2022). Jamur ini juga rendah kalori, sehingga sangat cocok dikonsumsi oleh mereka yang sedang menjalani diet.

2. Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)

Jamur tiram memiliki bentuk menyerupai tiram laut, dengan warna mulai dari putih, abu-abu, hingga kecokelatan. Jamur ini sangat populer di Indonesia karena mudah dibudidayakan dan harganya relatif terjangkau. Teksturnya empuk namun sedikit berserat, dan saat dimasak, jamur ini mengeluarkan aroma khas yang menggugah selera.

Jenis Ikan yang Cocok Jadi Peliharaan, Panduan Lengkap untuk Pemula

Dalam hal nutrisi, jamur tiram mengandung beta-glukan, sejenis serat larut yang terbukti mampu meningkatkan sistem imun serta menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah (Cleveland Clinic, 1 Agustus 2023). Selain itu, jamur ini juga kaya akan zat besi, vitamin D, dan antioksidan alami yang baik untuk kesehatan kulit dan metabolisme tubuh.

3. Jamur Shiitake (Lentinula edodes)

Jamur shiitake berasal dari Jepang dan Cina, serta telah digunakan selama lebih dari 1.000 tahun dalam pengobatan tradisional Asia Timur. Bentuknya agak bulat pipih dengan warna cokelat tua dan tudung jamur yang tebal. Jamur ini dikenal dengan rasanya yang kuat dan aroma khas kayu yang membuatnya sangat cocok untuk masakan kaldu, sup, dan tumisan.

Secara ilmiah, shiitake mengandung senyawa lentinan yang terbukti memiliki efek antikanker dan imunomodulator (WebMD, 2023). Selain itu, shiitake juga mengandung eritadenine, senyawa yang membantu menurunkan kadar kolesterol. Dalam dunia modern, shiitake kini tersedia dalam bentuk segar, kering, maupun ekstrak suplemen.

 

Jamur Enoki yang digemari sebagai makanan

Photo :
  • https://www.istockphoto.com/id/foto/jamur-enoki-gm1482145933-509213620

 

4. Jamur Enoki (Flammulina velutipes)

Jamur enoki memiliki bentuk yang sangat unik: batangnya panjang dan ramping, berwarna putih susu, dengan kepala kecil di ujung. Jamur ini banyak ditemukan dalam masakan Jepang dan Korea, terutama sebagai bahan utama dalam sup, hot pot, atau mie kuah.

Tekstur jamur enoki tetap renyah meski telah dimasak, menjadikannya favorit bagi banyak orang yang menyukai sensasi “crunchy” dalam makanan. Dalam hal nutrisi, enoki mengandung vitamin B1, B2, dan niasin, serta kaya akan serat dan antioksidan (Healthline, 10 Oktober 2022). Kandungan polisakaridanya juga memiliki efek antitumor dan antimikroba yang menjanjikan.

5. Jamur Portobello

Portobello adalah versi dewasa dari jamur kancing yang dibiarkan tumbuh besar. Ukurannya bisa mencapai 10–15 cm, dengan tudung lebar berwarna cokelat gelap dan tekstur daging yang padat. Banyak orang menyebutnya sebagai “steak-nya vegetarian” karena teksturnya yang mirip daging sapi jika dipanggang atau dibakar.

Portobello sangat cocok untuk dibuat burger, diisi dengan keju, atau dipanggang bersama bumbu bawang putih dan minyak zaitun. Jamur ini mengandung vitamin D, riboflavin, dan kalium dalam jumlah tinggi (The Mushroom Council, 2023). Kandungan airnya yang tinggi juga membantu menjaga hidrasi tubuh dan memperlancar pencernaan.

6. Jamur Maitake (Grifola frondosa)

Maitake dikenal juga dengan nama “hen of the woods” karena bentuknya yang menyerupai tumpukan bulu ayam. Jamur ini biasanya tumbuh di pangkal pohon ek dan dikenal karena teksturnya yang empuk serta rasa umami yang kuat. Di Jepang, maitake dihargai tinggi karena dianggap sebagai jamur penyembuh.

Penelitian menunjukkan bahwa maitake mengandung senyawa D-fraction yang dapat meningkatkan fungsi sel imun, seperti makrofag dan sel T, serta memiliki potensi dalam membantu melawan tumor dan menyeimbangkan kadar gula darah (Healthline, 10 Oktober 2022). Jamur ini ideal dimasak dengan cara ditumis ringan atau dijadikan sup herbal.

7. Jamur Morel (Morchella spp.)

Morel adalah salah satu jenis jamur liar yang paling diburu karena kelangkaannya dan rasa khasnya. Bentuknya menyerupai sarang lebah kecil dengan tekstur spons dan warna cokelat kehitaman. Jamur ini hanya bisa ditemukan di alam liar dan tidak bisa dibudidayakan secara komersial dalam skala besar.

Rasanya gurih dengan aroma earthy yang khas. Morel harus dimasak sebelum dikonsumsi karena dalam keadaan mentah bisa mengandung senyawa toksik ringan (WebMD, 2023). Harganya di pasaran bisa mencapai ratusan ribu rupiah per kilogram, menjadikannya sebagai salah satu bahan masakan mewah di restoran fine dining.

8. Jamur Chanterelle (Cantharellus cibarius)

Jamur chanterelle mudah dikenali dari warnanya yang mencolok—kuning cerah hingga oranye, serta bentuknya seperti corong dengan permukaan bergelombang. Jamur ini biasa tumbuh di hutan-hutan pinus dan ek di Eropa maupun Amerika Utara.

Chanterelle memiliki aroma yang mirip buah aprikot dan rasa yang manis-pedas yang unik. Ia kaya akan vitamin C, vitamin D, dan kalium, serta memiliki kandungan serat yang membantu menjaga kesehatan pencernaan (Cleveland Clinic, 1 Agustus 2023). Karena pertumbuhannya alami dan tidak mudah dibudidayakan, chanterelle termasuk jamur yang bernilai ekonomi tinggi.

9. Jamur King Oyster (Pleurotus eryngii)

Jamur king oyster, atau sering juga disebut “king trumpet”, adalah spesies jamur yang memiliki batang tebal dan besar dengan tudung kecil di atasnya. Teksturnya padat menyerupai daging ayam, dan sangat cocok dimasak dengan teknik grilling, roasting, atau dimarinasi sebagai sate vegetarian.

Kandungan nutrisinya mencakup ergothioneine, yaitu antioksidan kuat yang dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Selain itu, jamur ini juga mengandung vitamin B6, folat, dan zat besi yang penting bagi metabolisme energi dan kesehatan darah (The Mushroom Council, 2023).

Mengonsumsi jamur sebagai bagian dari pola makan sehat dapat memberikan banyak manfaat, mulai dari peningkatan daya tahan tubuh hingga perlindungan terhadap berbagai penyakit kronis. Namun, penting untuk selalu mengenali jenis jamur yang dikonsumsi. Pilihlah jamur dari sumber terpercaya, hindari memetik jamur liar tanpa keahlian, dan selalu masak jamur hingga matang sebelum dikonsumsi.

Dunia jamur sangat luas dan kaya rasa. Dengan pemilihan yang tepat, kita bisa menikmati kelezatan jamur sambil mendapatkan manfaat kesehatan yang melimpah.