5 Fakta Menarik Perayaan Hari Waisak di Candi Borobudur, Nomor 2 Bikin Takjub!

Perayaan Waisak di Borobudur
Sumber :
  • https://www.instagram.com/p/C7i6BThP23m/?img_index=2&igsh=MTh5NWUxdmxvanN1Yw==

Prosesi Waisak dimulai dengan pengambilan Api Dharma dari Api Abadi Mrapen di Grobogan dan Air Suci dari Umbul Jumprit di Temanggung. Kedua elemen ini dibawa menuju Borobudur sebagai simbol kesucian, pencerahan, dan kehidupan. Kehadiran Api Dharma dan Air Suci menjadi bagian paling dinanti karena membawa pesan harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

3.     Thudong, Perjalanan Spiritualitas Para Biksu

Menjaga Syahdu Kelong di Lingkup Budaya Makassar

Menjelang Waisak, puluhan biksu melakukan perjalanan spiritual yang dikenal sebagai Thudong. Mereka berjalan kaki sejauh 2.500 km dari Thailand menuju Candi Borobudur. Ritual ini melambangkan keteguhan hati, pengendalian diri, dan kesungguhan dalam mencari pencerahan.

4.      Pelepasan Lampion yang Spektakuler

Salah satu atraksi paling ditunggu wisatawan adalah pelepasan ribuan lampion ke langit malam. Cahaya lampion melambangkan harapan dan doa yang dipanjatkan. Pemandangan lampion yang beterbangan dengan latar megah Borobudur menciptakan suasana magis dan romantis.

5.      Simbol Toleransi dan Warisan Budaya

Arifnya Budaya Tutur Bajo di Hadapan Gelung Lautan

Perayaan Waisak di Borobudur bukan hanya ritual agama, tetapi juga simbol kerukunan bangsa. Acara ini memperlihatkan bahwa Indonesia mampu menjaga warisan budaya dunia sekaligus memberi ruang bagi kebebasan beragama. Kolaborasi pemerintah, komunitas Buddha, dan masyarakat lokal menjadikan Borobudur pusat perayaan yang damai.

Halaman Selanjutnya
img_title