Mappacci Bugis, Doa dan Harapan untuk Rumah Tangga Baru

Ilustrasi pelaksanaan tradisi Mappacci suku Bugis
Sumber :
  • https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Upacara_Adat_Mapacci_suku_Bugis.jpg

Sulawesi, VIVA Bali – Di Sulawesi Selatan, masyarakat Bugis memiliki beragam tradisi yang sarat makna dan nilai budaya. Salah satunya adalah ritual Mappacci, sebuah prosesi yang selalu dilaksanakan menjelang akad pernikahan. Upacara ini bukan sekadar acara adat, tetapi menjadi momen sakral yang dipercaya sebagai simbol pembersihan diri calon pengantin sebelum memasuki kehidupan rumah tangga.

Bangga! 7 Warisan Budaya Indonesia yang Diakui Dunia

Ritual Mappacci biasanya dilakukan pada malam hari, sehari sebelum akad nikah. Suasana upacara penuh khidmat, diiringi doa-doa dan lantunan ayat suci. Keluarga besar, kerabat, hingga tokoh masyarakat turut hadir untuk memberi restu. Kehadiran mereka menegaskan bahwa pernikahan bukan hanya urusan pribadi, tetapi juga menyangkut keharmonisan sosial dan dukungan dari lingkungan sekitar.

Salah satu hal menarik dari Mappacci adalah penggunaan berbagai perlengkapan simbolis. Menurut kajian yang diterbitkan dalam Jurnal Pepatuzdu (2024), setiap benda yang disiapkan memiliki makna filosofis mendalam. Daun pacci (daun inai), misalnya, melambangkan kesucian lahir dan batin. Daun ini diletakkan di atas bantal kecil, lalu disentuhkan pada tangan calon pengantin sebagai tanda pembersihan diri.

Tradisi Bakar Batu Papua, Ritual Kebersamaan dan Syukur

Selain itu, ada lilin yang dinyalakan sepanjang prosesi. Lilin ini dimaknai sebagai penerang jalan kehidupan rumah tangga, simbol agar pasangan kelak mampu menghadapi berbagai rintangan dengan cahaya kebijaksanaan. Sarung sutera tujuh lapis juga disiapkan, melambangkan harapan akan kelapangan rezeki dan keluhuran moral yang akan diwariskan kepada keturunan.

Tak hanya itu, hadir pula daun pisang, daun nangka, gula merah, dan kelapa. Daun pisang dan daun nangka mencerminkan kelanjutan hidup yang rukun, sedangkan gula merah menandakan manisnya kebersamaan, dan kelapa melambangkan kesetiaan yang utuh. Dengan demikian, seluruh perlengkapan dalam ritual ini bukan sekadar hiasan, melainkan representasi doa dan harapan orang tua serta keluarga bagi kehidupan baru sang pengantin.

Lompat Batu Nias Tradisi Suku Nias, Simbol Pemuda Dianggap Dewasa!

Mappacci juga memperlihatkan bagaimana masyarakat Bugis menempatkan perkawinan sebagai institusi sosial yang suci. Prosesi ini menjadi jembatan transisi dari masa lajang menuju kehidupan berumah tangga, dengan penekanan pada kesiapan spiritual, moral, dan sosial. Lebih dari itu, ritual ini menjaga kesinambungan tradisi leluhur sekaligus memperkuat identitas budaya Bugis di tengah perubahan zaman.

Mappacci tidak hanya bermakna bagi calon pengantin, tetapi juga bagi komunitas yang terlibat di dalamnya. Upacara ini merekatkan hubungan keluarga, memperkuat solidaritas, dan menegaskan pentingnya kebersamaan dalam setiap fase kehidupan. Dengan segala simbol dan maknanya, Mappacci adalah bukti bahwa tradisi mampu menghadirkan harmoni antara warisan leluhur dan kehidupan modern.

Halaman Selanjutnya
img_title