Isu Polusi Udara & Kesehatan, Ancaman Serius bagi Paru-paru Kita
- https://citarumharum.jabarprov.go.id/ancaman-polusi-udara-pada-tumbuh-kembang-balita/
Lifestyle, VIVA Bali – Polusi udara kini menjadi salah satu isu kesehatan paling serius di dunia, termasuk di Indonesia. Kualitas udara yang buruk tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada tubuh manusia, terutama organ vital seperti paru-paru.
Menurut laporan World Health Organization (WHO), sekitar tujuh juta orang meninggal setiap tahun akibat paparan polusi udara. WHO bahkan menyebut polusi udara sebagai silent killer karena dampaknya sering tidak langsung terasa, tetapi perlahan merusak kesehatan tubuh. Di Indonesia, data IQAir 2023 menempatkan Jakarta sebagai salah satu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Kondisi ini tentu menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan.
Polusi udara terdiri dari berbagai partikel berbahaya, seperti PM2.5 atau partikulat halus, karbon monoksida, nitrogen dioksida, ozon, hingga sulfur dioksida. Partikel-partikel ini berukuran sangat kecil, bahkan lebih halus daripada diameter rambut manusia, sehingga mudah masuk ke saluran pernapasan hingga ke alveoli atau kantung udara di paru-paru. Dampaknya bisa dirasakan mulai dari iritasi ringan seperti batuk dan sesak napas, hingga memicu penyakit serius seperti bronkitis, asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), bahkan kanker paru-paru.
Meski paru-paru adalah organ yang paling langsung terdampak, polusi udara juga berpengaruh pada kesehatan organ lain. Partikel polusi yang masuk ke dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, hipertensi, hingga gangguan kehamilan. Penelitian yang dipublikasikan di The Lancet Planetary Health (2020) menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh di lingkungan dengan kualitas udara buruk memiliki fungsi paru-paru lebih rendah dibandingkan mereka yang tinggal di daerah dengan udara bersih. Ini membuktikan bahwa dampak polusi udara bisa bersifat permanen sejak usia dini.
Indonesia sendiri menghadapi tantangan besar terkait polusi udara, terutama di kota besar. Sumber pencemar utama berasal dari emisi kendaraan bermotor, asap industri dan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, serta kebiasaan membakar sampah dan lahan. Kombinasi faktor-faktor ini membuat kualitas udara di banyak kota, khususnya Jabodetabek, sering kali berada pada kategori tidak sehat.
Upaya untuk memperbaiki kualitas udara tidak bisa dilakukan sepihak. Pemerintah memiliki peran penting melalui penegakan uji emisi kendaraan, penerapan energi bersih, serta pengelolaan sampah yang lebih baik. Masyarakat juga perlu berkontribusi dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, tidak membakar sampah, dan menghijaukan lingkungan sekitar. Di sisi lain, setiap individu dapat melindungi diri dengan mengenakan masker respirator saat kualitas udara buruk, menggunakan pembersih udara di rumah, dan menjaga daya tahan tubuh dengan gaya hidup sehat.
Polusi udara bukan sekadar persoalan lingkungan, tetapi sudah menjadi krisis kesehatan masyarakat. Jika tidak ditangani dengan serius, generasi mendatang berisiko menghadapi beban penyakit kronis yang lebih besar. Namun, masalah ini masih bisa diatasi. Dengan kebijakan yang tepat, kesadaran masyarakat, dan perubahan perilaku individu, kualitas udara bisa diperbaiki. Menjaga udara tetap bersih berarti menjaga paru-paru, jantung, dan kehidupan kita bersama.