Panduan Memilih Bahan Atap Terbaik Sesuai Kondisi Wilayah di Indonesia
- Sumber: https://www.istockphoto.com/id/search/2/image-film?phrase=genting+atap
2. Wilayah Kering dan Panas (Nusa Tenggara, sebagian Bali, dan wilayah timur Indonesia)
Di sisi lain, wilayah seperti Nusa Tenggara, sebagian besar Bali, dan beberapa daerah di Indonesia timur mengalami musim kemarau yang panjang. Panas matahari menyengat hampir sepanjang tahun, dan curah hujan tergolong rendah. Rumah-rumah di sini membutuhkan atap yang mampu meredam panas dan tidak mudah mengembang atau retak karena suhu ekstrem. Genteng tanah liat menjadi pilihan tradisional yang tetap relevan hingga kini. Sifat alami tanah liat mampu mengisolasi panas dengan baik, menjaga suhu dalam ruangan tetap sejuk tanpa perlu pendingin tambahan. Bahan lain seperti atap sirap kayu ulin, meski tidak umum di perkotaan, sangat sesuai untuk rumah-rumah tradisional karena tahan terhadap perubahan suhu dan memiliki tampilan yang estetis.
3. Wilayah Pegunungan dan Dataran Tinggi (Bandung, Malang, Wonosobo)
Ketika kita berbicara tentang wilayah pegunungan dan dataran tinggi seperti Bandung, Wonosobo, atau Malang, situasinya sedikit berbeda. Di tempat-tempat ini, udara lebih sejuk, sering berkabut, dan curah hujan bisa cukup tinggi tergantung musim. Atap rumah di sini sebaiknya tahan terhadap suhu rendah dan mampu menghindari terjadinya kondensasi. Genteng beton menjadi favorit karena bobotnya yang berat, sehingga tahan terhadap terpaan angin yang kadang tiba-tiba bertiup di daerah pegunungan. Namun, yang perlu diperhatikan adalah sistem ventilasi dan insulasi yang memadai, agar rumah tetap hangat dan tidak lembap. Di beberapa rumah, penggunaan atap metal berlapis cat anti-kondensasi juga mulai populer, karena bisa mencegah embun menetes dari bagian dalam atap saat suhu luar sangat dingin.