Harga Emas Antam Naik, Simak Pergerakan Terbarunya
- https://unsplash.com/id/foto/deretan-emas-batangan-mengkilap-ditumpuk-dengan-rapi-5tAq4RxV5Bs?utm_content=creditShareLink&utm_medium=referral&utm_source=unsplash
Gaya Hidup, VIVA Bali –Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali mengalami kenaikan. Berdasarkan informasi resmi dari Logam Mulia Antam, harga emas per 1 gram pada perdagangan hari ini berada di level Rp1.300.000, naik dibandingkan hari sebelumnya yang tercatat Rp1.295.000.
Dikutip dari laman Logam Mulia, harga emas 5 gram dipatok sekitar Rp6.350.000, sementara pecahan 10 gram dijual Rp12.650.000. Untuk pecahan 50 gram, harga emas mencapai Rp63.000.000, dan pecahan terbesar 1.000 gram dijual Rp1,26 miliar.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga
Kenaikan harga emas Antam tidak bisa dilepaskan dari pergerakan emas dunia. Data dari World Gold Council mencatat bahwa harga emas global saat ini berada di kisaran US$ 2.430 per troy ounce, didorong oleh tingginya permintaan investasi dan ketidakpastian ekonomi global.
Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi di Indonesia per Juli 2025 berada di angka 3,25% year on year. Inflasi yang stabil ini turut memengaruhi minat masyarakat dalam menjadikan emas sebagai instrumen pelindung nilai (hedging).
Implikasi Bagi Investor
Harga emas yang terus meningkat membuat instrumen ini semakin dilirik oleh investor ritel. Para analis menilai emas tetap menjadi aset aman (safe haven) ketika pasar saham bergejolak dan nilai tukar rupiah mengalami tekanan.
Antam memastikan ketersediaan emas batangan di gerai resmi tetap stabil meskipun permintaan meningkat. Investor disarankan membeli melalui kanal resmi untuk menjamin keaslian produk.
Volatilitas global masih akan memengaruhi harga emas hingga akhir tahun. Ketidakpastian geopolitik, fluktuasi dolar AS, dan kebijakan suku bunga The Fed diperkirakan menjadi faktor utama penentu harga emas dalam beberapa bulan ke depan.
Bagi masyarakat, kenaikan harga emas bisa menjadi peluang investasi jangka panjang. Namun, investor tetap disarankan memahami tren global agar keputusan investasi tidak hanya mengikuti euforia pasar.