Hidung Anak Sering Mampet? Dokter Sarankan Cara Aman Ini
- https://www.pexels.com/photo/mother-and-son-sitting-on-the-bed-5867244/
Kesehatan, VIVA Bali – Batuk, pilek, dan hidung tersumbat adalah masalah kesehatan yang sering dialami anak-anak. Belakangan ini, muncul tren cuci hidung yang ramai di media sosial sebagai salah satu cara untuk membantu anak bernapas lebih lega. Namun, apakah cara ini benar-benar aman dan efektif?
Dokter Spesialis Anak dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A, menegaskan bahwa cuci hidung bukan sekadar tren. Prosedur ini memang terbukti bermanfaat jika dilakukan dengan cara yang tepat.
“Cuci hidung itu sudah ada penelitiannya dan terbukti efektif. Cairan yang digunakan bukan air biasa, tapi cairan infus atau NaCl yang serupa dengan cairan tubuh,” jelas dr. Kanya dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Selasa, 29 Juli 2025, dikutip dari Antara.
Prosedur ini berfungsi untuk membersihkan lendir, kotoran, bakteri, jamur, dan virus yang menempel di saluran pernapasan. Dengan hidung yang lebih bersih, anak bisa bernapas lega dan lebih nyaman menjalani aktivitas sehari-hari.
“Hidung jadi tidak mampet, lendirnya hilang, anak jadi lebih nyaman, mau makan, mau tidur, tidak rewel,” tambah dokter lulusan Universitas Brawijaya itu.
Selain membuat anak lebih nyaman, cuci hidung juga dapat mempercepat pemulihan dari infeksi saluran pernapasan. Virus yang menempel bisa cepat terbuang, sehingga gejala seperti pilek dan batuk dapat lebih cepat mereda.
Dr. Kanya menegaskan bahwa cuci hidung aman dilakukan karena hanya menggunakan cairan saline biasa dan tidak menimbulkan efek samping. Bahkan, metode ini bisa dilakukan meski anak tidak sedang pilek.
“Berdasarkan rekomendasi dokter anak dan dokter THT, cuci hidung bisa dilakukan sejak anak berusia satu tahun ke atas. Namun, orang tua tetap harus mendapat panduan dari dokter,” tegasnya.
Meski terlihat sederhana, cuci hidung tidak bisa dilakukan sembarangan. Dr. Kanya memperingatkan agar orang tua tidak sekadar mengikuti video tutorial dari media sosial.
“Ada tekniknya. Badannya harus condong ke depan, kepalanya miring, mulutnya harus terbuka, dan ada langkah-langkah lainnya. Jadi tetap konsultasikan ke dokter anak masing-masing,” jelasnya.
Dr. Kanya mengingatkan bahwa batuk, pilek, hidung tersumbat, dan demam umumnya disebabkan oleh infeksi virus dari luar. Namun, setiap anak memiliki kondisi yang berbeda, sehingga orang tua perlu berkonsultasi sebelum memutuskan melakukan cuci hidung.
“Yang penting jangan panik. Pastikan langkah yang dilakukan sudah benar agar prosedurnya aman dan efektif,” tutupnya.
Cuci hidung bisa menjadi cara yang aman dan efektif untuk membantu anak bernapas lebih lega dan mempercepat pemulihan. Namun, pastikan dilakukan dengan teknik yang tepat dan atas arahan dokter, bukan sekadar meniru video di media sosial.