Jangan Tertipu Lowongan Kerja Palsu Ini Ciri-cirinya!
- https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-perempuan-kaum-wanita-meja-tulis-4064177/
Lifestyle, VIVA Bali – Di era digital, mencari kerja makin mudah, tapi jebakannya juga makin banyak. Banyak situs, grup WhatsApp, dan media sosial dibanjiri lowongan kerja yang kelihatannya sah, tapi ternyata palsu. Korbannya bukan cuma fresh graduate, bahkan profesional pun bisa terkecoh.
Sebelum kamu kirim CV atau ikut wawancara, penting banget mengenali tanda-tanda lowongan kerja palsu. Berikut cara membedakan mana yang benar-benar membuka peluang dan mana yang cuma jebakan.
Cek domain email dan website perusahaan
Lowongan kerja asli biasanya menggunakan email resmi perusahaan, bukan Gmail atau Yahoo. Jika sebuah perusahaan besar tiba-tiba menghubungimu lewat email gratisan, kamu patut curiga. Situs resmi juga harus aktif, punya informasi lengkap, dan nama perusahaan terdaftar di Google Business atau direktori bisnis.
Menurut Indeed, domain email yang mencurigakan adalah red flag paling awal dari lowongan palsu.
Permintaan transfer uang
Lowongan kerja palsu seringkali mengharuskan kandidat membayar “uang pelatihan”, “biaya administrasi”, atau bahkan membeli seragam sebelum diterima. Ini jelas bukan prosedur standar. Perusahaan asli tidak akan pernah meminta uang dari pelamar kerja, apalagi sebelum tanda tangan kontrak.
Sumber dari Investopedia menyebut bahwa permintaan uang di awal adalah ciri klasik dari penipuan rekrutmen.
Deskripsi pekerjaan sangat umum atau berlebihan
Kalau lowongan hanya menuliskan “dicari staf kantor”, tanpa menjelaskan job desk, kualifikasi, atau lokasi kerja, kamu patut waspada. Bahkan beberapa menambahkan janji-janji seperti “penghasilan jutaan per minggu tanpa pengalaman”.
Itu bukan tawaran kerja, tapi umpan manis dari lowongan kerja palsu.
Proses seleksi terlalu cepat
Lowongan kerja yang sah biasanya melibatkan proses seleksi seperti tes, wawancara, dan verifikasi data. Jika kamu langsung diterima setelah wawancara singkat lewat chat atau telepon, atau bahkan tanpa wawancara sama sekali, itu red flag besar. Penerimaan instan adalah modus klasik lowongan palsu.
Perusahaan sulit dilacak atau tidak dikenal
Cari tahu reputasi perusahaan. Jika nama perusahaan tidak ditemukan di Google atau tidak memiliki jejak digital seperti media sosial, website resmi, atau review karyawan, kamu sebaiknya mundur. Perusahaan sungguhan punya identitas yang bisa diverifikasi.
Menurut FlexJobs, jejak online yang minim sering jadi tanda penipuan kerja terselubung.
Gaji yang ditawarkan terlalu tinggi dari standar pasar
Hati-hati jika gaji yang ditawarkan jauh di atas rata-rata, terutama untuk posisi entry level. Perusahaan profesional menyusun gaji berdasarkan skala industri dan pengalaman. Tawaran gaji fantastis untuk kerja ringan biasanya hanyalah umpan dari scammers.