Hati-hati! Parenting Love Bombing Bikin Anak Sulit Tahan Banting
- https://images.pexels.com/photos/6210177/pexels-photo-6210177.jpeg
Lifestyle, VIVA Bali – Menunjukkan kasih sayang melalui ucapan atau tindakan adalah cara mengekspresikan rasa cinta kepada seseorang. Namun, dalam realitanya tak jarang dilakukan dengan kadar berlebihan yang saat ini populer dengan istilah "love bombing". Fenomena selaras terjadi pada kalangan orang tua.
Dengan atau tanpa disadari, banyak orang tua yang melakukan berbagai hal untuk membuat buah hatinya bahagia. Dalam konteks ini, pola asuh love bombing mengacu pada sikap menyerahkan perhatian, hadiah, atau pujian secara berlebihan kepada anak.
Dipetik dari laman Psychology Today, lebih dari 57 persen orang tua memanjakan anak berlebih atau overindulgence karena faktor peristiwa kehidupan pribadi, bukan kesejahteraan anak. Beberapa alasannya seperti ketergantungan zat kimia, rasa bersalah lantaran terlalu bekerja keras, kehilangan anggota keluarga, penyakit, ingin memberikan apa yang tak didapatkan sewaktu kecil, kompetisi sosial dengan pasangan atau keluarga besar, dan lainnya.
Penyebab utama orang tua sulit berhenti memanjakan anak berlebih karena pernah merasakannya saat kecil sehingga tidak sadar mengulangnya kepada anak mereka, tidak mengetahui bahwa yang dilakukan adalah sebuah kesalahan, takut menyakiti orang tua mereka sendiri yang dahulu memanjakannya, dan bingung bagaimana cara berubah kendati sudah menyadarinya.
Imbas cara didik ini anak akan kebingungan dan kesulitan dalam mengambil keputusan, membutuhkan pujian dan imbalan materi agar merasa berharga, sulit bersikap dewasa karena merasa ada orang lain yang menjaga, memerlukan banyak hal untuk menjadi lebih baik, harus membeli hadiah supaya dicintai, dan selalu membutuhkan afirmasi dari teman-temannya.
Adapun langkah untuk mengatasinya pertama, menyampaikan secara terbuka kepada pasangan, teman, atau terapis. Kedua, cap perilaku tersebut termasuk overindulgence untuk menumbuhkan kesadaran berubah. Ketiga, hormati niat baik orang tua dulu tanpa tutup mata dengan dampaknya yang merugikan. Terakhir, pelajari pola asuh baru yang lebih sehat dengan membaca buku, berbincang dengan ahli, mengikuti seminar, dan sebagainya.
Ingatlah bahwa segala kesalahan harus disikapi dengan bijaksana. Sebagai orang tua, mengenal kepribadian anak dan menerapkan pola asuh yang tepat adalah kebutuhan penting. Cara membuktikan cinta kepada anak adalah dengan mengajarkan hal-hal bernilai dengan seimbang agar anak tangguh secara emosional dan mental.