Sutradara Peter Jackson Ingin Hidupkan Lagi Burung Moa yang Sudah Punah

Fosil cakar burung moa yang dipegang Peter Jackson.
Sumber :
  • https://www.hollywoodreporter.com/news/general-news/peter-jackson-resurrect-flightless-bird-moa-extinction-1236309112/

Lifestyle, VIVA Bali – Apa yang dilakukan oleh sutradara film Lord of the Rings Peter Jackson ini sangat mirip dengan kisah awal film fiksi Jurassic Park.

5 Mitos Tentang Diet Sehat yang Perlu Kamu Tahu agar Tidak Salah Langkah

Bila film Jurassic Park ingin menghidupkan kembali dinosaurus, Peter Jackson ingin menghidupkan kembali burung moa.

Ya, ia sedang berupaya menghidupkan kembali salah satu burung yang sudah punah di Selandia Baru itu.

Ini 5 Kesalahan Kecil yang Bikin Video Gagal FYP

Burung ini sudah dinyatakan punah, ukurannya seperti burung unta. Sama seperti burung unta, burung moa juga tidak bisa terbang.

Namun, untuk mewujudkan impian anehnya ini, ia tidak melakukannya sendirian. Peter Jackson menggandeng sebuah perusahaan bioteknologi.

Gaji UMR? Begini Cara Cerdas Menabung Meski Dompet Pas-pasan

Pada 8 Juli 2025 lalu, sebuah perusahaan bernama Colossal Biosciences mengumumkan rencana merekayasa genetika burung hidup agar menyerupai burung moa yang telah punah.

Rencana itu membutuhkan dana sekitar $15 juta. Uang segar dan banyak pun dikucurkan oleh Jackson dan rekannya, Fran Walsh. Kerjasama ini juga melibatkan Pusat Penelitian Ngai Tahu di Selandia Baru.

Para ilmuwan menilai gagasan untuk mengembalikan spesies yang punah sangat mustahil terjadi.

Namun, ada kemungkinan untuk mengubah gen hewan yang masih hidup agar memiliki ciri fisik yang serupa dengan satwa yang sudah punah.

Rencana Peter Jackson dan rekannya ini membuat para ilmuwan bimbang. Di satu sisi mereka mempertanyakan manfaat dari ide Peter, di sisi lain mereka khawatir perlindungan spesies yang masih ada menjadi terabaikan.

Sekilas Tentang Burung Moa

Burung moa diketahui telah tersebar di Selandia Baru selama 4.000 tahun. Burung ini diperkirakan punah sekitar 600 tahun yang lalu karena perburuan berlebihan.

Sebuah kerangka besar yang dibawa ke Inggris pada abad ke-19, yang sekarang dipamerkan di Museum Yorkshire, memicu minat internasional terhadap burung berleher panjang tersebut.

Di Selandia Baru, ada aturan membeli dan menjual tulang burung moa yang ditemukan di lahan pribadi adalah legal.

Namun, jual beli tulang burung moa yang ditemukan di kawasan konservasi publik dilarang.

Moa dinyatakan sebagai burung asli atau endemik Selandia Baru yang tidak dapat terbang. Bentuk tubuh burung ini unik karena tidak memiliki sayap.

Sedangkan dari ukuran tubuh, burung ini cukup beragam. Yang terbesar, ukuran tubuh burung moa (Dinornis robustus dan Dinornis novaezelandiae) mencapai tinggi tubuh sekitar 3,6 m dan berat 250 kg.

Mereka adalah hewan herbivora atau pemakan tumbuhan di hutan negara pasifik. Daun, ranting dan buah yang ada di hutan merupakan makanan utama burung ini.

Selain diburu manusia, burung moa juga diburu oleh elang Haast. Elang haast tercatat sebagai elang terbesar yang pernah hidup di dunia. Keberadaan elang tersebut juga telah punah.

Kepunahan burung moa diakibatkan oleh perburuan dan pembersihan hutan oleh suku Māori. Semua burung moa diperkirakan mati pada tahun 1500.