Tak Perlu Cemas! Studi Ilmiah Buktikan Air Galon Bebas Kandungan BPA
- https://www.istockphoto.com/id/foto/botol-plastik-mata-air-alami-gm1193333115-339398657?searchscope=image%2Cfilm
Lifestyle, VIVA Bali – Isu migrasi Bisphenol A (BPA) dari kemasan galon guna ulang ke dalam air minum sempat memicu kekhawatiran publik. Banyak masyarakat mulai mempertanyakan keamanan air minum dalam kemasan (AMDK) berbahan polikarbonat (PC). Namun, serangkaian penelitian ilmiah terkini justru membantah kekhawatiran tersebut.
Peneliti dari berbagai perguruan tinggi, termasuk Institut Teknologi Bandung (ITB) dan dua universitas di Makassar, menyatakan bahwa tidak ditemukan migrasi BPA dari kemasan galon ke dalam air minum. Hasil tersebut diperoleh melalui metode pengujian yang akurat dan mengikuti standar internasional.
Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran ITB, Akhmad Zainal Abidin, menyampaikan bahwa dari penelitian yang dilakukan terhadap empat merek air galon ternama di Bandung, BPA tidak terdeteksi di seluruh sampel yang diuji.
“Dari penelitian yang kami lakukan, kami tidak mendeteksi (non-detected/ND) BPA di semua sampel air minum dalam kemasan (AMDK) yang diuji,” ungkap Akhmad dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (15/7).
Pengujian menggunakan alat High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dengan nilai Limit of Detection (LoD) sebesar 0,0099 mikrogram per liter (μg/L). Sebagai perbandingan, ambang batas maksimum migrasi BPA yang ditetapkan BPOM melalui Peraturan Nomor 20 Tahun 2019 adalah 600 mikrogram per liter (0,6 ppm) artinya, air galon yang diuji berada jauh di bawah ambang batas tersebut.
Penelitian ITB juga dilakukan sesuai metode uji yang diakui secara nasional dan internasional, termasuk standar dari:
- BPOM
- SNI
- Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
- American Public Health Association (APHA)
- Serta metode analisis dari Association of Official Analytical Chemists (AOAC) International
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali dan Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Sulawesi Selatan. Hasilnya sejalan dengan temuan ITB tidak ada BPA yang terdeteksi dalam air galon guna ulang.
Ketua Program Studi Kimia UIM, Endah Dwijayanti, menjelaskan bahwa pihaknya menguji beberapa galon dari lima kecamatan berbeda di Makassar, termasuk galon yang terpapar sinar matahari langsung.
“Setelah dianalisis dengan instrumen GC-MS, hasilnya negatif. Tidak ada kandungan BPA yang terdeteksi dalam air galon tersebut,” jelas Endah.
Penelitian ini bertujuan untuk menanggapi keresahan masyarakat akibat pemberitaan yang menyebutkan bahwa galon berbahan PC melepaskan BPA dalam jumlah berlebih.
Penelitian berjudul "Analisis Bisphenol-A dan Di-ethylhexyl Phthalates dalam air galon yang beredar di Kota Makassar" telah dipublikasikan dalam jurnal Food Scientia, Journal of Food Science and Technology, Universitas Terbuka, pada Juni 2023.
Endah menegaskan bahwa penelitian ini penting untuk meluruskan informasi yang keliru di tengah masyarakat.
“Pemberitaan mengenai migrasi BPA telah membuat masyarakat resah dan gaduh. Dengan penelitian ini, kami ingin menegaskan bahwa air galon guna ulang aman dikonsumsi,” tegasnya.
Berdasarkan hasil uji ilmiah dari berbagai institusi, masyarakat kini bisa lebih tenang. Tidak ditemukan migrasi BPA ke dalam air minum dari galon guna ulang, bahkan dalam kondisi penyimpanan ekstrem seperti terpapar sinar matahari langsung.
Selama digunakan sesuai standar dan tidak rusak, kemasan galon polikarbonat tetap aman digunakan sebagai wadah air minum. Hasil ini sekaligus menjadi rujukan ilmiah dalam menjawab kekhawatiran publik yang sempat berkembang akibat misinformasi.
Tips Aman Konsumsi Air Galon:
- -Gunakan galon dari produsen yang terpercaya dan resmi
- Hindari menyimpan galon terlalu lama di bawah sinar matahari langsung
- Pastikan segel galon tidak rusak saat diterima
Dengan fakta ilmiah yang jelas dan akurat, kini saatnya masyarakat kembali percaya diri menggunakan air galon guna ulang tanpa rasa cemas. Airnya tetap jernih, sehat, dan terbukti aman.