Ternyata Trauma Bisa “Menular”! Ini Kata Pakar Kesehatan Mental

Ilustrasi orang yang sedang mengalami depresi.
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/grayscale-photo-of-man-sitting-48566/

“Kalau cerita itu diulang terus-menerus, memori kita akan membentuk realita baru. Dan itu bisa menyakitkan, meski kita sendiri gak mengalami kejadian aslinya,” kata Jiemi.

Bukan Cuma Manis-Manis, Gigi Berlubang Bisa Tertular dari Orang Terdekat

Dengan risiko trauma sekunder, apakah itu berarti kita harus berhenti bercerita? Menurut Jiemi, jawabannya tidak.

“Kalau trauma bisa menular, maka pemulihan juga bisa menular. Kekuatan bisa menular. Jadi bukan berarti kita gak boleh bercerita,” tegasnya.

Bukan Cuma Enak, Sup Hangat Bisa Jadi ‘Obat Alami’ Saat Flu Menyerang

Yang penting, lanjutnya, adalah bagaimana cerita itu disampaikan. Jika narasi hanya berfokus pada penderitaan, ketakutan, atau rasa tidak berdaya, maka trauma akan terus terpelihara. Namun jika cerita mulai dibingkai dengan kekuatan, harapan, dan refleksi positif, maka itu justru bisa menjadi alat penyembuhan bersama.

Salah satu cara meredakan dampak trauma baik primer maupun sekunder adalah dengan mengulang cerita yang sama namun dalam bingkai makna baru.

Banyak yang Belum Tahu, Sumbing Bisa Diperbaiki Walau Sudah Dewasa!

Misalnya, dengan menambahkan afirmasi seperti “Saya sudah aman sekarang”, atau “Itu sudah berlalu dan saya sedang pulih”. Narasi baru ini, jika diulang, akan membentuk memori baru yang lebih menenangkan, sehingga perlahan menggantikan trauma lama.

Jika mengalami trauma, baik yang kita alami langsung maupun karena orang lain mulai mengganggu aktivitas dan relasi sehari-hari, maka sudah saatnya mencari bantuan profesional.

Halaman Selanjutnya
img_title