Bukan Cuma Manis-Manis, Gigi Berlubang Bisa Tertular dari Orang Terdekat
- https://www.pexels.com/photo/dentist-checking-teeth-of-patient-7800657/
Lifestyle, VIVA Bali – Selama ini kita sering menganggap bahwa gigi berlubang hanya disebabkan oleh makanan manis dan malas menyikat gigi. Tapi ternyata, faktanya jauh lebih mengejutkan: gigi berlubang bisa menular.
Melansir New York Post, Sabtu (12/7), dokter gigi sekaligus pendiri jaringan Risas Dental, Dr. Elizabeth Walton, menjelaskan bahwa air liur dapat menjadi medium penyebaran bakteri penyebab gigi berlubang, terutama melalui kontak dekat seperti berciuman, berbagi sedotan, bahkan membersihkan dot bayi dengan mulut.
"Orang-orang membawa lebih dari 700 jenis bakteri di mulut mereka," kata Walton.
Penyebab utama dari gigi berlubang adalah bakteri Streptococcus mutans. Bakteri ini mengonsumsi sisa gula dan pati dari makanan, lalu menghasilkan asam yang mengikis enamel (lapisan pelindung) gigi, yang pada akhirnya menyebabkan lubang.
Yang mengejutkan, bakteri ini bisa berpindah dari satu mulut ke mulut lain. Misalnya lewat:
- Berciuman
- Berbagi sedotan, sendok, atau botol minum
- Berbagi sikat gigi
- Orang tua yang mengunyah makanan untuk anaknya
- Membersihkan empeng bayi dengan mulut sendiri
“Tanpa disadari, orang tua menularkan bakteri penyebab gigi berlubang kepada anak-anak mereka,” ujar Walton.
Bakteri tersebut bisa berkembang biak dengan cepat, terutama jika seseorang memiliki kebiasaan buruk seperti:
- -Konsumsi makanan dan minuman manis berlebih
- -Tidak menjaga kebersihan mulut
- Merokok
- Kurang mendapatkan asupan fluoride
Jika dibiarkan, bakteri ini akan terus mengikis enamel gigi, menyebabkan nyeri, infeksi, hingga kehilangan gigi secara permanen.
Berdasarkan survei terbaru dari Risas Dental:
- Tertinggi: Pennsylvania, New Jersey, dan Massachusetts – rata-rata memiliki lebih dari 6 gigi berlubang per orang
- Terendah: Georgia, Colorado, dan California
Ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan, kebiasaan, dan budaya perawatan gigi turut memengaruhi kondisi kesehatan gigi masyarakat.
Untuk mencegah penularan dan memperlambat kerusakan gigi, Dr. Walton menyarankan:
- Jangan berbagi sikat gigi, sedotan, atau alat makan
- Hindari kebiasaan "membersihkan dot bayi dengan mulut"
- Batasi konsumsi gula dan minuman bersoda
- Gunakan pasta gigi berfluorida
- Sikat gigi minimal dua kali sehari dan flossing
- Rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali
Gigi berlubang bukan hanya urusan kebersihan pribadi. Siapa yang kita cium, dengan siapa kita berbagi sedotan, dan bagaimana kita memperlakukan bayi kita bisa ikut memengaruhi risiko terkena gigi berlubang.
Jadi, jika kamu sayang keluarga, pasangan, dan dirimu sendiri, jagalah kesehatan mulut dan hentikan kebiasaan kecil yang ternyata bisa berdampak besar. Karena cinta memang harus dibagi, tapi bakteri penyebab lubang gigi? Sebaiknya tidak!