Eksportir Kerajinan Bali Bertransformasi dari Dekoratif Menjadi Fungsional

Eksportir Bali Terus Berevolusi Tanpa Kehilangan Akar Budaya
Sumber :
  • https://www.discovabali.com/wp-content/uploads/2023/02/ubud-market-bali-golden-tour.jpg

Lifestyle, VIVA Bali – Industri ekspor kerajinan kayu Bali adalah kegiatan usaha di Bali yang memproduksi barang-barang kerajinan berbahan dasar kayu seperti ukiran, patung, furniture, dekorasi rumah, dan peralatan fungsional untuk dijual ke pasar luar negeri (ekspor).

Penuh Keistimewaan, Lakukan Amalan-Amalan Ini di Bulan Muharam Sesuai Anjuran Rasulullah

Industri ini dulunya menjadi penyumbang devisa yang konsisten, industri ekspor kerajinan kayu Bali kini menghadapi tantangan seiring dengan sikap "tunggu dan lihat" yang diambil oleh pembeli Amerika menyusul kenaikan biaya impor yang diberlakukan oleh pemerintah Amerika Serikat meskipun negara Amerika Utara tersebut tetap menjadi pasar utama kerajinan Bali.

Ketut Dharma Siadja, Ketua Asosiasi Eksportir dan Produsen Kerajinan Indonesia (ASEPHI) cabang Bali mengatakan bahwa, “Perekonomian global pada tahun 2025 penuh tantangan. Keputusan Presiden Donald Trump untuk mengenakan tarif timbal balik berdampak langsung pada daya saing kita di pasar Amerika Serikat. Produk kita menjadi lebih mahal karena bea masuk sebesar 32 persen yang dikenakan,”

Pilihan Notes Parfum Ringan untuk Anak Kuliahan

Kombinasi kebijakan perdagangan global dan perubahan preferensi konsumen telah memaksa eksportir untuk mengkalibrasi ulang strategi mereka. Dharma menambahkan bahwa, “Terjadi penurunan pendapatan. Pembeli menganalisis struktur tarif sebelum membuat komitmen apa pun. Kami harus memperketat anggaran dan menerapkan langkah-langkah efisiensi untuk mengantisipasi potensi resesi atau krisis global.”

Menanggapi perlambatan ekonomi AS, ASEPHI Bali beralih ke pasar alternatif. Jepang adalah salah satu target utama, dan asosiasi berencana untuk berpartisipasi dalam pameran dagang di sana akhir tahun ini.

Ebay Diblokir, Tidak Penuhi Kewajiban Pemerintah Indonesia

Eropa juga muncul sebagai tujuan yang menjanjikan karena basis populasinya yang besar dan selera konsumen yang selaras dengan kerajinan Bali. Namun, Timur Tengah tetap menjadi pasar yang terbatas karena preferensi estetika yang tidak cocok.

Untuk membantu anggota menembus pasar baru, ASEPHI Bali memfasilitasi partisipasi dalam pameran domestik dan internasional. Selain geopolitik, perubahan tren gaya hidup global juga membentuk kembali permintaan akan kerajinan tangan tradisional. Generasi muda yaitu Generasi X, Y, dan Z yang lebih mementingkan pengeluaran untuk pengalaman, seperti teknologi, perjalanan, dan makanan daripada barang-barang rumah tangga yang dekoratif.

Halaman Selanjutnya
img_title